Mempertahankan Uma: Rumah Pemersatu dan Kebangkitan Spiritual Suku Mentawai
DOI:
https://doi.org/10.23887/jish.v13i3.85049Keywords:
Uma, Budaya Mentawai, Spiritualitas, MultikulturalAbstract
Penelitian ini bertujuan mengungkap keberadaan Uma di Mentawai dari sisi kemampuan mempersatukan suku dan membangkitkan spiritualitas masyarakat. Budaya dimiliki tiap Suku di Indonesia maupun dunia. Mentawai satu suku dari beberapa suku yang ada di Sumatera Barat memiliki bukti fisik dan non fisik sebagai tanda keberlangsungan budaya. Uma adalah satu artefak yang dimiliki dimana jumlahnya kini tidak lebih dari 20 unit di semua kepulauan Mentawai. Keberadaan Uma dalam aspek culture experience tidak lebih baik dari aspek culture knowledge. Padahal dalam benak semua suku Mentawai, Uma memiliki daya yang kuat mempererat antar elemen masyarakat. Sedangkan pada segmen spiritual, Uma dapat dipergunakan untuk membuat pesan-pesan keagamaan dan budaya yang ada lebih dipahami dan muda untuk disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana data primer diperoleh dari wawancara yang mendalam dan observasi ke tempat. Narasumber dipilih dari pelaku dan yang memiliki hubungan langsung dengan keberadaan Uma. Sedangkan data sekunder dari penelusuran literatur yang mengkaji variable penelitian dari sumber terpilih. Dialog diantara data kemudian dianalisa untuk memperoleh kesimpulan sesuati tujuan penelitian. Keberadaan Uma telah makin minim sedangkan fungsi dan perannya di masyarakat sangat diperlukan. Dari penggunaan seturut tradisi dan rule Arat Sabulungan, Uma dapat digunakan lebih luas lagi pada berbagai segmen di masyarakat. Bukan saja bermanfaat dalam mengatur hubungan masyarakat agar semakin bersatu, tetapi juga pada aspek kerohanian. Karena itu keberadaan Uma di tengah Suku Mentawai masih sangat dibutuhkan. Stakeholder bidang kebudayaan dan keagamaan dapat mengambil peran untuk mempertahankan keberadaan Uma.
References
Alfin, E., & . W. (2020). Transformasi elemen-elemen arsitektur dan interior pada Uma Mentawai: studi kasus desa Matotonan, Kec. Siberut Selatan. Jurnal Sosioteknologi, 19(2), 261–270. https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2020.19.2.10
Bronisław Kasper, M. (2020). The Family among the Australian Aborigines; A Sociological Study (Reproduction). University Of London; Outlook Verlag.
Charmaz, K., & Thornberg, R. (2021). The Pursuit of Quality in Grounded Theory. Qualitative Research in Psychology, 18(3), 305–327. https://doi.org/10.1080/14780887.2020.1780357
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2021). Ex Post Facto Research. In Research Methods in Education (5th ed., pp. 205–209). Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203224342-17
Derung, T. N., Ghoba, K. K., Ardila, M., & Pandity, Y. I. I. W. (2023). Totemisme Mentawai: Menggali Makna Arat Sabulungan dalam Pembangunan Uma bagi Orang Mentawai. In Theos : Jurnal Pendidikan Dan Theologi, 2(8), 264–273. https://doi.org/10.56393/intheos.v2i8.1276
Elfiondri, Zaitul, & Rina, N. (2021). Tradition, Cultural Contact, and English for Tourism: the Case of Mentawai, Indonesia. Heliyon, 7(6), 1–8. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e07322
Endraswara, S. (2017). Metode Penelitian Etnografi Budaya. Universitas Negeri Yogyakarta Press (UNY Press).
Ermayanti, E., Nurti, Y., Indrizal, E., & Irwandi, A. (2023). Transformasi Gender pada Pembangunan Pariwisata berbasis Masyarakat di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 12(3), 508–517. https://doi.org/10.23887/jish.v12i3.66871
Esrom Sakoikoi. (2024). Bercerita tentang kebiasaan di Sipora dan Sikakap.
Gulo, E. E., & Irawan, H. (2022). Dinamika Pemaknaan Simbolik Rumah Tradisional Nias. Estoria: Journal of Social Science and Humanities, 3(1), 331–347. https://doi.org/10.30998/je.v3i1.1291
Hamzah, A. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Literasi Nusantara.
Hamzah, A. (2020). Metode Penelitian Fenomenologi. Literasi Nusantara.
Hasan Saguntung. (2024). Wawancara Budaya di Siberut Selatan.
Ihromi, T. (2016). Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Islami, M. Z., Nisa, A. K., Fitri, N. A., Wajdi, M. F., Situmorang, K., Sartini, S., & Selamat, I. L. B. (2023). Arat Sabulungan as A Sacred Ecology: Sustainable Consumption and Climate Change Adaptation Among the Mentawai Tribe. Sosial Budaya, 20(1), 24. https://doi.org/10.24014/sb.v20i1.22248
Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antrophologi. PT. Rineka Cipta.
Kusbiantoro, K., Anthonius, R., & Santosa, I. (2016). Modernisasi Dan Komersialisasi Uma Masyarakat Mentawai Sebuah Deskripsi Fenomenologis. Jurnal Sosioteknologi, 15(2), 187–199. https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2016.15.02.2
Malik, M., Mesal, M., Hutahaean, H., & Sakerebau, I. (2023). Aktualisasi Nilai Misi Dalam Dinamika Budaya Pada Keluarga Kristen Di Mentawai. Manna Rafflesia, 10(1), 102–117. https://doi.org/10.38091/man_raf.v10i1.342
Marwan, N. F., & Anwar, D. R. (2020). Landscape Design for Coastal Ecotourism of Jati Beach, North Sipora Island, Mentawai West Sumatera. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 501(1), 012049. https://doi.org/10.1088/1755-1315/501/1/012049
P, A., & Nurhasanah, N. (2012). Pengaruh Wujud Kebudayaan Suku Di Indonesia Terhadap Lay Out Dalam Rumah Tinggal: Studi Kasus Penerapan Wujud Budaya Suku Mentawai Di Rumah Adat Uma. Jurnal Dimensi Seni Rupa Dan Desain, 9(2), 211–232. https://doi.org/10.25105/dim.v9i2.949
Padori, A. (2023). Komodifikasi Rumah Gadang dalam Destinasi Saribu Rumah Gadang. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(12), 10468–10478. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i12.3072
Patilima, H. (2016). Metode Penelitian Kualitatif (Kelima). Cv. ALFABETA.
P.P.S, L. R., & Sandra, Y. (2023). Kajian Bentuk serta Fungsi Bangunan Tradisional Rumah Adat (UMA) Masyarakat Mentawai. YASIN, 3(5), 919–929. https://doi.org/10.58578/yasin.v3i5.1443
Rudito, B. (1999). Masyarakat Dan Kebudayaan Suku Bangsa Mentawai. Laboratorium Antropologi “Mentawai” Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Sabbagalet, Y., Helmi, H., Elfindri, E., & Asrinaldi, A. (2023). The Influence of Foreign Cultural Discourse on the Uma Settlement in Mentawai, Indonesia. Journal of Pragmatics and Discourse Research, 3(1), 70–80. https://doi.org/10.51817/jpdr.v3i1.357
Saguntung, P., Sagurung, T., & Tasirepdep, E. (2023). Mentawai Selamat dan Lestari: Suatu Kumpulan Wacana Hal Tentang Kultural Mentawai. STT Kasih Mentawai Publishing.
Sakarebau, Pdt. I. (2024, August 5). Wawancara Budaya di Mentawai. GKPM.
Sakerebau, I. (2016). Menjadi Orang Kristen Dalam Konteks Budaya Mentawai: Sketsa Pergumulan Melayani Warga GKPM. In S. P. Siburian (Ed.), Ujilah Segala Sesuatu: Esai-esai Untuk Merayakan 80 Tahun Pdt. Dr. J.R. Hutauruk (pp. 198–206). Lembaga Pemberdayaan Media dan Komunikasi.
Sasa Djuarsa, S. (2014). Teori Komunikasi. In Memahami Teori Komunikasi: Pendekatan, Pengertian, Kerangka Analis, dan Perspektif (pp. 1–49). Universitas Terbuka.
Schneider, W. (2022). Inter-Cultural-Policy. In Cultural Diversity in Motion (pp. 11–14). transcript Verlag. https://doi.org/10.1515/9783839460177-002
Sekretariat BPS, R. (2016). Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Sekretariat BPS, R. (2018). Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Sekretariat BPS, R. (2020). Statistik Daerah 2020 Kabupaten Kepulauan Mentawai. BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Suganda, S. (2023). Wawancara Budaya dan Anak Sekolah.
Sulistyo, S. K. B., Antony, R., & Mulyatno, C. B. (2023). Analisis Terang Amoris Laetitia Dan Ecclesia Domestica Pada Konten Youtube Desahan Fokus Minomartani. Phronesis: Jurnal Teologi Dan Misi, 6(1), 52–66. https://doi.org/10.47457/phr.v6i1.318
Syuaib Intan, M. F., & Nasruddin, N. (2019). “OMO HADA” Arsitektur Tradisional Nias Selatan Diambang Kepunahan. KALPATARU, 27(2), 105. https://doi.org/10.24832/kpt.v27i2.458
Tassirebbeb, E. (2024, August 5). Budaya di Mentawai. GKPM.
Tjahyadi, I., Andayani, S., & Wafa, H. (2020). Pengantar Teori dan Metode Penelitian Budaya (E. Sutrisno, Ed.). Pagan Press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Hasahatan Hutahaean, Jonidius Illu, Stenly Reinal Paparang, Ulisaut Parningotan Nainggolan, Sorimuda Sarumpaet
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)