Tingkat Tutur Bahasa Bali Dalam Dialog Seni Arja Sekaa Arja Widya Aksara
DOI:
https://doi.org/10.23887/jpbb.v8i2.35018Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menguraikan jenis tingkat tutur (sor singgih) bahasa Bali pada dialog penari arja sekaa arja widya aksara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tuturan pada dialog penari arja sekaa arja widya aksara. Objek penelitian ini adalah tingkat tutur (sor singgih ) bahasa Bali yang berupa kata dan kalimat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode transkrip data dan metode wawancara. Analisis yang digunakan dalam penelitian, yaitu identifikasi data, reduksi data, mengelompokkan data, deskripsi data, dan kesimpulan. Data yang diperoleh sebanyak 228 data tuturan, terdapat 20 tuturan (9%) termasuk ke dalam basa alus singgih, 46 tuturan (20%) termasuk ke dalam basa alus madia, 16 tuturan (7%) termasuk ke dalam basa alus sor, 108 tuturan (51%) termasuk ke dalam basa andap dan 30 tuturan (13%) termasuk ke dalam basa kasar serta 8 tuturan tidak teridentifikasi jenis tingkat tuturnya. Dominasi tuturan dalam tingkat tutur basa andap lebih banyak dipengaruhi oleh kaitan pementasan arja tersebut yang dipentaskan dalam rangka kaitan dengan bulan bahasa Bali tahun 2020. Pesan yang diutamakan dalam pementasan arja tersebut adalah bagaimana melestarikan bahasa Bali agar generasi muda tidak malas dan takut berbahasa Bali. Jadi pilihan jenis tingkat tutur (sor-singgih) bahasa Bali yang sesuai dengan kondisi tersebut dan keberterimaan dengan situasi penutur saat ini adalah tingkat tutur basa andap yang lumbrah digunakan ketika berkomunikasi sehari-hari dan tidak terikat dengan kedudukan.