Representasi Kemiskinan pada Zaman Edo dalam Lirik Warabeuta Berjudul Hana Ichi Monme: Kajian Semiotika Roland Barthes

Authors

  • Febryan Ariefandi Universitas Gadjah Mada
  • Aprillia Firmonasari Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.23887/jpbj.v10i1.65797

Keywords:

lagu anak, representasi kemiskinan, mitos, semiotika, warabeuta

Abstract

Hana Ichi Monme ‘Satu Bunga Satu Monme’ adalah lagu tradisional anak Jepang yang keberadaaanya diperkirakan sudah ada sejak zaman Edo dan diperkenalkan secara turun temurun. Lagu ini menceritakan cara bermain dari permainan anak dengan judul yang sama. Menariknya, meski lagu ini bercerita tentang permainan anak, lirik penyusun lagunya terkesan samar. Diksi yang digunakan pun berpotensi memiliki makna ganda, yang dapat bermakna negatif maupun positif, tergantung dari perspektif mana kita memaknainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam makna yang terkandung dari liri lagu Hana Ichi Monme. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika. Untuk mengkaji datanya digunakan teori semiotika Roland Barthes. Melalui proses pemaknaan denotatif, konotatif dan mitos, diperoleh hasil bahwa lagu ini merepresentasikan kemiskinan pada zaman Edo. Representasi kemiskinan ini terwujud pada praktik jual beli anak gadis yang dilakukan oleh orang tua atau keluarga pada zaman itu agar terbebas dari belenggu hutang.

References

R. Barthes, “Elemen-Elemen Semiotika” Terjemahan M. Ardiansyah, Yogjakarta: IRCiSoD, 2012.

R. Bogdan, S. Taylor, “Kualitatif Dasar-Dasar Penelitian (terjemahan bahasa Indonesia)”, Surabaya: Usaha Nasional, 1993.

S. Endraswara, “Metodologi Penelitian Sastra, Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi”. Yogyakarta: CAPS, 2013.

L. Hakim, F. Rukmanasari, (2023), “Representasi Pesan Motivasi Dalam Lirik Lagu K-Pop “Beautiful” By NCT”, Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam. Vol. 4, No. 1, pp. 19-38, 2023.

G. Hiromi, “Komatta Toki wa Warabe Uta, Ureshii Toki mo Warabe Uta”, Tokyo: Hitonaru Shobo, 2021.

D. W. Hughes, “Traditional Folk Song in Modern Japan: Sources, Sentiment, and Society”, Inggris: Global Oriental Ltd, 2008.

A. Nathaniel, A. W. Sannie, “Analisis Semiotika Makna Kesendirian pada Lirik Lagu Ruang Sendiri Karya Tulus”. SEMIOTIKA, Vol. 19, No. 2, pp. 107:117, 2018.

A. K. U. D. A. Mandala, N. K. Dwipayanti, P. T. K. Dewi, “Analisis Semiotika Riffaterre dalam Lagu Sakura Karya Naotaro Moriyama”. JPBJ: Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang, Vol. 7, No. 2, pp. 139-145. 2021.

A. P. Merriam, “The Anthropology Of Music”, Chicago: Northwestern, 1964.

Y. Matsui, “Bonded Labour and Debt in The Indian Ocean World - The Debt-Servitude of Prostitutes in Japan during the Edo Period, 1600-1868”, Inggris: Pickering & Chatto, 2014.

A. Moeliono, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

S. Murtono, “Seni Budaya dan Keterampilan”, Bogor: Yudhistira, 2007.

K. Nakagawa, “Senzen ni Okeru Toshi Kasō no Tenkai, Jō (Evolution of the Urban Lower Classes in Prewar Japan)”, Mita Gakkai Zasshi, pp. 68-69, 2018.

M. Ozawa, “Kokin Wakashu”. Shogakkan: Tokyo, 1971.

H. Plutschow, “A Reader in Edo Period Travel”, Belanda: Brill, 2006.

F. Saussure, “Pengantar Linguistik Umum”. Yogyakarta: UGM Press, 1996.

Sugihastuti, “Teori Apresiasi sastra”. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Bandung: Alfabeta, 2017.

M. Takada, K. Shinohara, F. Morizumi, M. Sato, “A Study of Metaphorical Mapping Involving Socio-cultural Values: How Woman is Conceptualized in Japanese”. ACL Anthology, pp. 301-312, 2000.

Sayuti, “Puisi dan Pengajarannya”, Semarang: IKIP Semarang Press, 1985.

H. G. Tarigan, “Prinsip-Prinsip Dasar Sastra”, Bandung: Angkasa, 1991.

Downloads

Published

2024-02-24