FENOMENA ULTRAS DAN KEMUNDURAN SEPAKBOLA INDONESIA DALAM PODCAST BUBARKAN SEPAKBOLA DI INDONESIA: TINJAUAN WACANA KRITIS FAIRCLOUGH
THE ULTRAS PHENOMENON AND THE DECLINE OF INDONESIAN FOOTBALL IN THE PODCAST DISSOLVE FOOTBALL IN INDONESIA: A REVIEW OF FAIRCLOUGH'S CRITICAL DISCOURSE
DOI:
https://doi.org/10.23887/jpbsi.v14i4.86382Kata Kunci:
Sepakbola Indonesia, fenomena ultras, wacana kritis FaircloughAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena ultras dalam dunia sepakbola Indonesia dengan fokus pada dampak sosial yang timbul atas fanatisme suporter. Untuk memahami akar permasalahan dan narasi kebencian yang melingkupi fenomena tersebut, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif sekaligus memanfaatkan analisis wacana kritis Norman Fairclough sebagai pendekatannya. Dalam hal ini, wacana dalam podcast Bubarkan Sepakbola di Indonesia oleh akun Musuh Masyarakat dianalisis untuk mengetahui unsur kebencian dan ketakutan yang dipersepsi oleh masyarakat sebagai status quo atas kekacauan moral dan etis dalam persepakbolaan di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan enam data konkret dalam podcast yang memiliki wacana tertentu. Berdasarkan model tiga skema wacana kritis Fairclough, masing-masing wacana mengalami dimensinya masing-masing, yaitu dimensi tekstual, diskursif, dan dimensi sosial. Konklusi atas temuan tersebut adalah bahwa perilaku suporter yang brutal sebagian besar disebabkan oleh tradisi permusuhan antar kota yang telah mengakar, kegagalan dalam sistem manajemen klub yang tidak mengalami ruang komunikasi yang baik di kalangan fans, hingga sikap pihak keamanan yang terlalu intimidatif. Implikasi dari penelitian ini mengisyaratkan perlunya sebuah reformasi total dari persepakbolaan di Indonesia, baik dari manajemen setiap klub, asosiasi sepak bola nasional, hingga kesadaran kolektif tiap suporter.
Referensi
Aminuddin. (1990). Pengembangan Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Yayasan Asih Asah Asuh Malang.
Arifin, A. (2022). 132 Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan, Mereka Bukan Hanya Angka. Bola.Net. https://www.bola.net/indonesia/132-korban-meninggal-tragedi-kanjuruhan-mereka-bukan-hanya-angka-033e5b.html
Arrafi, M. K. (2019). Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Dalam Lirik Lagu “Kami Belum Tentu” Karya Band. Feast. FISIP UNPAS.
Asmanidar, A. (2021). Suluk dan Perubahan Perilaku Sosial Salik (Telaah Teori Konstruksi Sosial Peter L Berger dan Thomas Luckman). Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama, 1(1), 99–107.
Bantara, R. R. (2022). Hooliganisme, Supporter, Sepak Bola, Film Ultras, Fanatisme. Universitas Komputer Indonesia.
Djuyandi, Y., Siregar, M. M., & Muradi, M. (2021). Peran Suporter Sepakbola Sebagai Kelompok Penekan. JISIP UNJA (Jurnal Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jambi), 1–14.
Fairclough, N. (1995). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. Longman Group Limited.
Fatonah, T. (2018). 4 Kontroversi Tretan Muslim dan Coki Pardede yang Tuai Kegaduhan. Matamata.Com. https://www.matamata.com/life/2018/11/27/170000/4-kontroversi-tretan-muslim-dan-coki-pardede-yang-tuai-kegaduhan
Hidayat, R. (2020). 6 Skandal Memalukan yang Mencoreng Sepak Bola Indonesia. Bola.Com. https://www.bola.com/indonesia/read/4231925/6-skandal-memalukan-yang-mencoreng-sepak-bola-indonesia
Hidayati, R. N. (2021). Olahraga Sebagai Kekuatan Membangun Jiwa Nasionalis Masyarakat Plural. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 13(1), 26–40.
Kristianto, K. T. (2022). Arti dan Perbedaan Hooligans dengan Ultras. Kompas.Com. https://www.kompas.com/sports/read/2022/02/02/17000028/arti-dan-perbedaan-hooligan-dengan-ultras-?page=all#
Lumbantungkup, G., Azzahra, Q., Pasaribu, G., Angin, D. P., Akhmad, I., & Lubis, A. P. (2024). Peran Manajemen Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi Atlet: Studi Kasus pada Klub Sepak Bola di Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(2), 24452–24459.
Miranti, A., & Sudiana, Y. (2021). Pelecehan Seksual Pada Laki-Laki Dan Perspektif Masyarakat Terhadap Maskulinitas (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough). Bricolage: Jurnal Magister Ilmu Komunikasi, 7(2), 261–276.
Prasetya, D. (2023). Perubahan Kultur Hooligan dan Ultras pada Suporter Indonesia. Geotimes.Com. https://geotimes.id/opini/perubahan-kultur-hooligan-dan-ultras-pada-suporter-indonesia/
Pratiknyo, T. Y., & Tranggono, D. (2024). FANATISME FANS SEPAK BOLA DALAM MENDUKUNG PERSEBAYA SURABAYA DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM@ GREENNORD. 27. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 10(12), 863–876. http://www.jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/download/7365/6217
Purba, T. L. A. (2022). HOOLIGANISME’SUPORTER SEPAK BOLA ANTARA INDONESIA DAN INGGRIS DALAM PERSPEKTIF KRIMINOLOGIS. Universitas Pancasakti Tegal.
Putra, F. A., Rina, A. P., & Saragih, S. (2024). Agresivitas pada komunitas suporter Lamasea: Bagaimana peran fanatisme dan persepsi kekalahan? INNER: Journal of Psychological Research, 3(4), 491–497. https://aksiologi.org/index.php/inner/article/view/1235
Ramadhan, F. S., & Pradana, H. A. (2024). Diplomasi Sepak Bola Arab Saudi Sebagai Strategi Mewujudkan Saudi vision 2030. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 10(2), 426–439.
Ridwan, M. (2019). Rusak Sepakbola Indonesia Akibat Ulah Suporter. Goal.Com. https://www.goal.com/id/berita/rusuh-suporter-indonesia-vs-malaysia/11s00lcxpno5t1lkaerwb606gk
Rochadi, A. F. S. (2020). Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial. Rasibook.
Saraswati, A., & Sartini, N. W. (2017). Wacana Perlawanan Persebaya 1927 terhadap PSSI: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Mozaik Humaniora, 17(2).
Septalisma, B. (2022). STY Akui Prestasi Badminton Lebih Baik Dari Sepakbola. Cnnindonesia.Com. https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20220109154746-142-744378/sty-akui-prestasi-badminton-indonesia-lebih-baik-dari-sepak-bola
Setiawan, I. (2022). Korban Tewas Tembus Lebih dari 100 Orang, Kerusuhan Suporter Arema Vs Persebaya Makan Korban Jiwa Terbesar di Dunia? Bola.Com. https://www.bola.com/indonesia/read/5085623/korban-tewas-tembus-lebih-dari-100-orang-kerusuhan-suporter-arema-vs-persebaya-makan-korban-jiwa-terbesar-di-dunia
Syahputra, I. (2017). Religiusitas sepak bola dalam rezim media: Perspektif fans sepak bola Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, 14(2), 80–91.
Tsabit, M., Erlangga, C. Y., & Kusumawati, N. (2021). Trial By The Press New Media Konten Youtube Memasak Daging Babi Saus Kurma.: Indonesia. Jurnal Media Penyiaran, 1(1), 46–52.
Wahyudi, M. Z. (2022). Membangun Kebanggaan Positif Suporter. Kompas.Id. https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/10/11/suporter-sang-kambing-hitam
Wartamana, I. G. L., Sumantri, S. H., & Santoso, P. (2021). Semangat Bela Negara Dalam Mewujudkan Prestasi Sepakbola Indonesia Untuk Mengharumkan Nama Bangsa Di Kancah Internasional. Jurnal Damai Dan Resolusi Konflik, 7(3), 364–384.
Weber, R. (2024). Banal Europeanism? Europeanisation of football and the enhabitation of a Europeanised football fandom. In Sport and Nationalism (pp. 55–71). Routledge.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Rafi Ferdiansyah

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)