PEMETAAN ZONA RAWAN BENCANA KEKERINGAN UNTUK PENGEMBANGAN WISATA DI DESA WISATA NGLANGGERAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
Kekeringan merupakan kondisi dimana ketersediaan air tidak sesuai dengan kebutuhan air. Kerugian dan kerusakan yang signifikan dapat terjadi bahkan pada musim kemarau yang singkat namun parah. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya pemenuhan kebutuhan rumah tangga, pertanian, perekonomian dan lingkungan hidup. Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan informasi dari pengelola Desa Wisata Nglanggeran khususnya POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Nglanggeran dan data sekunder antara lain peta curah hujan, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, peta jenis batuan, dan peta penggunaan lahan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Desa Nglanggeran mempunyai tiga tingkat kerentanan kekeringan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Parameter-parameter tersebut mempengaruhi potensi terjadinya bencana kekeringan di Desa Wisata Nglanggeran.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Arifia, D., Rahmafitria, F., & Nurazizah, G. R. (2022). Kesesuaian Lahan untuk Wisata Alam di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung. Media Komunikasi Geografi, 23(1), 93–110. https://doi.org/10.23887/mkg.v23i1.4141
Ariza, M., & Yusendra, E. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Destinasi Wisata Bagi Wisatawan Domestik Nusantara. Jurnal Magister Manajemen, 1(1).
Arrasyid, R., Ihsan, H. M., Ruhimat, M., & Pratama, A. R. (2023). Suitability Evaluation of Land Use/Land Cover (LULC) Towards Landslide Prone Areas in Structural and Volcano Landform. International Journal of Geoinformatics, 19(6).
BNPB. (2023). Kekeringan Di Pulau Jawa. Retrieved From Badan Nasional Penanggulangan Bencana. https://data.bnpb.go.id/pages/kekeringan-pulau-jawa
Faizah, N. (2018). Model Pemetaan Risiko Kekeringan di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat.
Handayani, P. (2021). Strategi Prospektif Pengembangan Dalam ekowisata Waduk Cirata Yang Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9(2).
Insani, F. I., & Kurnia, Z. D. (2022). Edukasi Mitigasi Bencana Pada Anak-Anak Pulai Gili Asahan Desa Batu Putih, Nusa Tenggara Barat. Indonesian Journal of Community Enggegment, 2. https://doi.org/10.52436
Ketut, N., & Akpar Denpasar, S. (2018). Dampak Bencana Alam Bagi Sektor Pariwisata Di Bali, 9(1).
Pahleviannur, R. M., Ayu, W. D., Lutfiani, S., Santoso, R. (2019). Strategi Perencanaan Pengembangan Pariwisata Untuk Mewujudkan Destinasi Tangguh Bencana Di Wilayah Kepesisiran Drini Gunungkidul. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 29(2).
Rohmah, K. (2022). Peta Rawan Bencana Harus Masuk Penyusunan Tata Ruang Wilayah. Retrieved from DISKOMINFOKALTIM:https://diskominfo.kaltimprov.go.id/kebencanaan/peta-rawan-bencana-harus-masuk-penyusunan- tata-ruang-wilayah
Sutrisnawati, N. K. (2018, Desember). Dampak Bencana Alam Bagi Sektor Pariwisata di Bali. 9, 57-65.
Trianawati, N. & Rahmafitria, F. (2023). The mapping of landslide proneness in mountain based tourist destinations: an overview of remote sensing and Geographic Information System (GIS) method.
Wibowo, R. A., & Rahman, B. (2021). Pemetaan Risiko Bencana Kekeringan Menggunakan Metode Kerawanan (Hazard) dan Kerentanan (Vulnerability)).