TARI GANDRUNG DI DESA BATUKANDIK, NUSA PENIDA, KLUNGKUNG, BALI (SEBAGAI MEDIA BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN)
DOI:
https://doi.org/10.23887/jjps.v2i1.1010Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Latar Belakang tari gandrung sebagai tarian sakral, 2) pola-pola pementasan tari gandrung, 3) aspek-aspek dalam tari gandrung sebagai sumber belajar sejarah kebudayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial yaitu: (1) tehnik penentuan informan; 2) tehnik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen) dan; (3) analisis data. Berdasarkan temuan dilapangan menunjukkan bahwa latar belakang tari gandrung di dirikan oleh Ida Pedanda Bagus Pucuk yang bertujuan agar warga terhindar dari segala wabah penyakit. Dari inilah kemuadian tari gandrung di sakralkan. Pola-pola pementasan tari gadrung ada empat tahapan yaitu : (1) persiapan pementasan tari gandrung, (2) Pementasan tari gandrung pada upacara ngusabha di Pura Puseh Batukandik, (3) tata busana dalam pementasan tari gandrung, (4) gerak-gerak dalam pementasan tari gandrung. Aspek-aspek yang terkandung pada tari gandrung yaitu: (1) aspek sistem keseniannya yaitu tari gandrung yang ada di desa Batukandik yang tari gandrung tersebut merupakan warisan leluhur/nenek moyang yang di jalankan sampai saat ini oleh masyarakat desa Butukandik, (2) aspek sistem komunikasi yaitu tari gandrung merupakan wadah sebagai sistem komunikasi yang saling berinteraksi antara kelian tari gandrung, para penari, pemangku, serta warga masyarakat setempat, (3) aspek sistem organisasi sosial tari gandrung merupakan salah satu perkumpulan/organisasi yang ada di desa Batukadik yang menghasilkan suatu keterampilan di bidang kesenian, dan (4) aspek sistem kepercayaan di mana tari gandrung di percaya atau di yakini oleh masyarakat desa Batukandik bahwa tari gandrung tersebut merupakan tari yang sakral dan di percaya sebagai persembahan agar terhindar dari segala wabah penyakit.