POTENSI MASJID NUR SINGARAJA, BALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN DI SMA
DOI:
https://doi.org/10.23887/jjps.v3i3.2248Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang berdirinya Masjid Nur Singaraja, Bali; (2) Struktur Masjid Nur Singaraja, Bali; dan (3) Potensi yang dapat dijadikan sumber belajar Sejarah Kebudayaan di SMA dari Masjid Nur, Singaraja, Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan langkah-langkah: (1) Penentuan lokasi penelitian; (2) Metode penentuan informan; (3) Metode pengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi); (4) Metode penjaminan keabsahan data; (5) Metode analisis data; dan (6) Metode penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Masjid Nur Singaraja didirikan sekitar tahun 1820 oleh Ma’ruf Salma. Ada tiga faktor yang melatar belakangi pendiriannya yakni, faktor religus, faktor budaya, dan faktor sosial, (2) Pendapat yang dapat menerangkan bentuk bangunan Masjid Nur Singaraja adalah, pertama dari kalangan orang-orang Arab menyatakan Masjid Nur Singaraja memiliki kemiripan dengan masjid yang dibangun pertama kali oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah, kedua dari kalangan luar etnis Arab menyatakan bangunan Masjid Nur Singaraja memiliki kemiripan dengan bangunan kastil yang ada di Eropa, dan yang ketiga berdasarkan perbandingan penelitan Van den Berg diketahui bentuk bangunan Masjid Nur Singaraja tanpa Kubah memiliki kemiripan dengan bentuk bangunan yang ada di negeri Hadramaut. (3) Potensi Masjid Nur Singaraja yang dapat dijadikan sumber belajar Sejarah Kebudayaan di SMA, yakni Sejarah, tata kelakuan (pengetahuan), sistem sosial (kebiasaan) dan artefak ( Arsitektur Masjid Nur Singaraja).Kata Kunci : Masjid, Potensi, Sumber Belajar Sejarah
This study aimed to determine (1) the establishment of Masjid Nur Background Singaraja, Bali, (2) Structure of Masjid Nur Singaraja, Bali, and (3) the potential that can be used as a source of learning in high school Cultural History of Masjid Nur, Singaraja, Bali. This study used a qualitative approach with step by step: (1) Determining the location of the research, (2) Method of determining the informant, (3) the data collection methods (observation, interviews, and documentary studies), (4) method guaranteeing the validity of the data; (5) method of data analysis, and (6) The method of research results. The results showed that (1) Singaraja Nur mosque founded around 1820 by Salma Ma'Ruf. There are three factors namely the establishment background, religus factors, cultural factors, and social factors, (2) Opinions that could explain the shape of the building is Singaraja Nur Mosque, among the first of the Arab states Nur Mosque Singaraja has a resemblance to the mosque being built first time by the Prophet Muhammad in Medina, both of the ethnic Arab states outside the building Nur Mosque Singaraja has similarities with the existing building castles in Europe, and the third is based on comparison of research known Van den Berg Singaraja Nur mosque building form without the dome has similarities with form of existing buildings in the country Hadramaut. (3) Potential Singaraja Nur mosque that can be used as a source of learning Cultural History in high school, the history, behavior patterns (knowledge), social system (custom) and artifacts (Nur Mosque Architecture Singaraja).
keyword : Mosque , Potential , Learning Resources History
Published
2015-12-12
How to Cite
., S., ., D. L. P. S., & ., D. D. M. O. P. (2015). POTENSI MASJID NUR SINGARAJA, BALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN DI SMA . Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah, 3(3). https://doi.org/10.23887/jjps.v3i3.2248
Issue
Section
Articles