PURA CEDOK WARU DI DESA ADAT KUTA KABUPATEN BADUNG BALI (SEJARAH, STRUKTUR, FUNGSI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA)
DOI:
https://doi.org/10.23887/jjps.v9i2.32525Keywords:
Pura Cedok Waru di Desa Adat Kuta, Sumber Belajar, Sejarah,Abstract
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hal berikut (1) Sejarah Keberadaan Pura Cedok Waru di Desa Adat Kuta, Kabupaten Badung Bali (2) Struktur dan fungsi Pura Cedok Waru di Desa Adat Kuta, Kabupaten Badung Bali (3) Aspek-aspek apa saja dari Pura Cedok Waru di Desa Adat Kuta, Kabupaten Badung Bali yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran di SMA. Dalam penelitian ini, dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut; (1) Penentuan Lokasi Penelitian (2) Penentuan Informan (3) Pengumpulan Data (4) Tahap Validasi Data menggunakan Teknik Triangulasi Data. Adapun Hasil penelitian menunjukan pada bahwa, (1) Sejarah kebradaan Pura Cedok Waru tidak bisa dilepaskan dari adanya Pohon Waru yang kemudian lebih dikenal dengan Pohon Cedok Waru yang merupakan tempat untuk memperingati penyerahan kekuasaan oleh Mahapatih Gajah Mada kepada Sri Kresna Kepakisan atas suksesnya pendaratan pasukan Mahapatih Gajah Madha menginvansi Bali pada tahun 1265 Caka atau tahun 1343 Masehi. (2) Struktur pada bangunan Pura Cedok Waru dianggap masih menggunakan konsep Dwi Mandala yaitu hanya memiliki Jaba sisi dan Jeroan dan terdapat beberapa fungsi ( fungsi religius, fungsi sosial, fungsi budaya, dan fungsi peendidikan (3) terdapat beberapa aspek pada Pura Cedok Waru (aspek historis, aspek spiritual, aspek pengetahuan, aspek sosial dan aspek peninggalan).
References
Dwijendra, Ngakan Ketut Acwin. 2009. Arsitektur Bangunan Suci
Hindu Berdasarkan Asta Kosala-Kosali. Denpasar:
Udayana University Press.
Sumartana, 2005. Pluralisme, Konflik, dan Pendidikan di Indonesia.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Sujaya, I Made. 2004. Sepotong Nurani Kuta (Catatan Seputar Sikap
Warga Kuta Dalam Tragedi 12 Oktober 2002.
Sujaya, I Made. 2018. Kuta Berdaya (Jejak Pengabdi LPM Klurahan
Kuta).
Suyasa, Wayan. 2006. Pura Dasar Bwana Gelgel : Suatu Kajian
Antropologi Politik. Jurnal Candra Sakala. (Edisi
no.8.th.18 Januari 2006. : 93-106.
Wiana, I Ketut. 2004. Mengapa Bali disebut Bali? .Surabaya :
Paramita
------------------. 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu.
Surabaya: Penerbit Paramita.
------------------. 2009. Pura Besakih Hulunya Pulau Bali.
Surabaya:Paramitha Surabaya.
Pendit Nyoman S. 1996. Hindu Dharma Abad XXI Kesejateraan
Global bagi Umat Manusia. Denpasar: Yayasan Dharma
Naradha.