STUDI SEJARAH PURA GUNUNG PAYUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA
Keywords:
gunung payung temple, history, learning resourcesAbstract
Abstrak
Pura memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji studi sejarah pura Gunung Payung sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Data-data pada penelitian ini dikumpulkan secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif. Penelitian ini di laksanakan di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali. Subjek dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling. Seorang guru sejarah dan dua orang siswa dari SMA Negeri 1 Kuta Selatan dipilih sebagai sampel dari penelitian ini Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka dan dokumen. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pura gunung payung dibangun berdasarkan konsep filosofis dan keagamaan yaitu Tri Hita Karana, Panca Maha Bhuta, Dewata Nawa Sanga. Selain itu, pura ini memiliki empat fungsi, yaitu fungsi religius sebagai tempat pemujaan/persembahyangan umat Hindu, fungsi sosial sebagai tempat untuk mempersatu segala, fungsi budaya sebagai tempat pementasan kesenian seperti seni suara, seni tari, dan seni tabuh, dan fungsi pendidikan sebagai tempat belajar nonformal dalam bidang keagamaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberadaan pura Gunung Payung sehingga kesucian dan kelestariannya terjaga dan dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah.
Abstract
Temples have potential resources that can be used as a source of learning history. This study aims to examine the study of the history of the Gunung Payung temple as a source of learning history in high school. The data in this study were collected qualitatively and presented in descriptive form. This research was conducted in Kutuh Village, South Kuta, Badung, Bali. The subjects in this study were selected by purposive sampling technique. A history teacher and two students from SMA Negeri 1 Kuta Selatan were selected as samples for this study. The instruments used to collect data were observation, interviews, and literature and document studies. The results of this study found that Gunung Umbrella Temple was built based on philosophical and religious concepts, namely Tri Hita Karana, Panca Maha Bhuta, Dewata Nawa Sanga. In addition, this temple has four functions, namely a religious function as a place of worship for Hindus, a social function as a place to unite everything, a cultural function as a place for performing arts such as sound art, dance, and percussion arts, and an educational function as a place for non-formal learning in the field of religion. This research is expected to provide information about the existence of the Gunung Payung temple so that its sanctity and sustainability are maintained and can be used as a source of learning history.
References
Azwar, Saifudin. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ardika, I. W., Paramartha, I. G., Wirawan, A. A. B. (2018). Sejarah Bali: Dari Prasejarah Hingga Modern. Denpasar: Udayana University Press.
Degeng, I. N. S. (1990). Ilmu Pembelajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Diwyarthi, S. (22 Januari 2019). Pura Gunung Payung Tatkala Purnama Indah Merona. Kompasiana.
Gita, R. A. I. M. (2018). Pura Majapahit (Sejarah, Struktur dan Potensinya sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA). Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah.
Hidayat, A., & Gafur, A. (2015). Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Belajar di Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 2(1), 1-15. DOI: https://doi.org/10.21831/tp.v2i1.5200.
Indradewi, A. A. S. N. (2016). Pergeseran Fungsi Pura di Bali: Dari Ritual ke Pertemuan Politik. Jurnal Kajian Bali, 6(2), 195-208.
Jailani, M. S., & Hamid, A. (2016). Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Karakter Peserta Didik (Ikhtiar optimalisasi Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)). Jurnal Pendidikan Islam, 10(2), 175-192.
Khumairoh, I., Fitriany, A., & Fajriyah, I. (2017). Strategi Pembelajaran Sejarah dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kelas XI SMA. Repository STKIP PGRI Sidoarjo.
Maha, R. (1994). Strategi Pembelajaran. Banda Aceh: KKD.
Muhtarom, H., Kurniasih, D., & Andi. (2020). Pembelajaran Sejarah yang Aktif, Kreatif, dan Inovatif Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bihari: Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sejarah, 3(1), 29-36.
Nadjamuddin, L., Degeng, I. N. S., Dwijogo, W. D., & Ali, M. N. (2017). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA. Edcomtech, 2(1), 41-54.
Pageh, I. M. & Atmadja, N. B. (2010). Sejarah dan Kearifan Berbangsa: Bunga Rampai Perspektif Baru Pembelajaran Sejarah. Singaraja: Pustaka Larasan.
Pageh, I. M. (2018). Model Revitalisasi Ideologi Desa Pakraman Bali Aga Berbasis Kearifan Lokal. Depok: Rajawali Pers.
Putri, N. P. R. P. A., & Widiantara, I. P. A. (2019). Strategi Konservasi Guna Mempertahankan Identitas Arsitektur Pura Situs di Desa Sibang (Pengurangan Risiko Sosial, Ekonomi, dan Arsitektural).
Jurnal Arsitektur Zonasi, 2(1), 68-74. DOI: http://10.17509/jaz.v2i1.15063.
Sjamsuddin, H. (2001). Metodologi sejarah. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Soebandi, K. (1983). Sejarah Pembangunan Pura-Pura di Bali. Denpasar: Kayumas
Soebandi, K. (2018). Pura kawitan / Padharman dan penyungsung jagat. Denpasar: Kayumas.
Suardana, I.N.G. (2016). Riwayat Perkembangan Rancangan Bangunan Suci (Pura) di Bali. Jurnal Anala, 3(1).
DOI:https://doi.org/10.46650/anala.3.1.201.%p.
Suhirman. (2018). Pengelolaan Sumber Belajar dalam Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik. Journal of Early Childhood Islamic Education, 2(1), 159-173.
Supriadi. (2015). Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. Lantanida Journal, 3(2).
Surachmad, W. (1975). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Suyatra, I. P. 2019. Pura Gunung Payung Tempat Mohon Berkah Pemimpin dan Pedagang. Bali Express. https://baliexpress.jawapos.com/read/2019/11/19/166472/pura-gunung-payung-tempat-mohon-berkah-pemimpin-dan-pedagang.
Tim Redaksi Bali Post. 2006: Arsip Dinas Pariwisata
Tim Redaksi Bali Post. 2010. Mengenal Pura Sad Kahyangan Dan Kahyangan Jagad. Denpasar: Pustaka Bali Post.
Wahana, N. P. P. D., Sari, S. M., & Rakhmawati, A. (2015). Wujud Ajaran Tri Hita Karana pada Interior Pura Agung Jagad Karana
Surabaya. Jurnal Intra, 3(2), 520-530.
Wahyuni, P. (2005). Belajar dan Pembelajaran Sejarah (Buku Ajar). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Wartoyo, F. X. (2019). Strategi Pembelajaran Sejarah Lisan Bagi Mahasiswa Pendidikan Sejarah (Studi Kasus Mahasiswa STKIP PGRI Sidoarjo). Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 2(1), 246-252.
Wiana, I. K. (2004). Mengapa Bali disebut Bali? Surabaya: Paramitha
Widana, I. G. K. (2002). Mengenal Budaya Hindu Sebuah Pengantar. Denpasar.
Winarti., Wijianto., & Winarno. (2018). Analisis Sumber Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Kartasura. Educitizen, 3(1), 242-258.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.