Seni Kerajinan Tempurung Kelapa Di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar

Authors

  • Putu Eka Juniarta .
  • Drs.Agus Sudarmawan, M.Si. .
  • Drs.Mursal .

DOI:

https://doi.org/10.23887/jjpsp.v4i1.2136

Abstract

Tempurung kelapa merupakan kulit buah kelapa yang mempunyai tekstur keras, berwarna coklat apabila buahnya sudah tua, dan berwarna putih ketika masih muda. Pada umumnya tempurung kelapa pada kehidupan sehari-hari digunakan sebagai bahan bakar atau arang. Namun di desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, tempurung kelapa justru dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat suatu kerajinan yang memiliki nilai estetis. Artikel ini mengulas tentang, keberadaan, alat, bahan, proses pembuatan, dan motif hias yang terdapat pada seni kerajinan tempurung kelapa di Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Tujuannya adalah memberikan informasi tentang keberadaan seni kerajinan tempurung kelapa sampai dengan pengolahannya menjadi benda seni. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, pendokumentasian dan kepustakaan. Hasil temuan peneliti yaitu keberadaan seni kerajinan tempurung kelapa dari tahun 1950 dan mulai berkembang pada tahun 1997 sampai sekarang. Alat utama pembuatan meliputi mesin foredom, kapak, golok, pisau, dan amplas. Bahan utama yaitu tempurung kelapa. Proses pembuatan dimulai dari mengupas kulit buah kelapa hingga finising. Motif hias yang diterapkan pada seni kerajinan tempurung kelapa ini berupa motif hias geometris dan motif hias non geometris.
Kata Kunci : Alat, Bahan, Tempurung kelapa

Coconut shell was the skin of coconut fruit which had a hard texture, dark brown when the fruit’s old, and white when it’s younger. Coconut shell generally in the life were used as fuel or charcoal. But in the Tampaksiring Village, Gianyar Regency, precisely coconut shell used as raw materials to make a craft that has aesthetic value. This article reviewed about the existence, tools, materials, manufacturing process, and decorative motifs found in coconut shell craft Tampaksiring Village, Gianyar Regency. The purpose was to provide information about the presence of coconut shell craft to become art processing. The method was a descriptive study with qualitative and the data collection techniques used observation, interviews, documentation and literature. The result of the research was that the presence of coconut shell craft from 1950 and began to flourish in 1997 to present. The main tool manufacture were Foredom machines, axes, machetes, knives, and sandpaper. The main ingredient was coconut shell. The process began from manufacture of skin coconuts peeling until finishing. Decorative motifs that applied to the coconut shell craft arts such as decorative motifs inlaid geometric and non- geometric motifs.
keyword : Equipment, Materials, Coconut shell

Published

2014-02-01

Issue

Section

Articles