Strategi Pengembangan Bukit Tinatar Pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru Di Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.23887/jmpp.v5i3.51920Kata Kunci:
Development Strategy, Tinatar Hill, New HabitsAbstrak
Penelitian ini penting dilakukan guna mengetahui strategi pengembangan Bukit Tinatar di era adaptasi kebiasaan baru di Yogyakarta. Selain itu juga di Bukit Tinatar ini masih banyak potentsi yang harus dikembangkan lagi dengan menyesuaikan pada masa pandemi covid-19 yang sedang di alami dunia saat ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif menurut Sugiyono (2017) merupakan metode penelitian deskriptif yang cenderung menggunakan metode analitik, metode ini memiliki landasan teori dan dapat digunakan untuk pemahaman yang lebih baik, sehingga dapat memfokuskan penelitian berdasarkan apa yang terjadi selama pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bukit Tinatar memiliki beberapa kelemahan yaitu fasilitas pendukung yang jumlahnya masih kurang seperti toilet warung dan gazebo dan akses jalan yang masih belum memadai serta kurangnya penerangan jalan untuk menuju ke lokasi. Karena itu perlu adanya perbaikan dan pembenahan agar tidak menyulitkan wisatawan yang datang. Dari segi lebih meningkatkan lagi dalam segi promosi yang dimana tentunya dapat menggunakan sosial media yang ada seperti Instagram, facebook, website atau platform lainnya.
Referensi
Asriandy, I. (2016). Strategi pengembangan obyek wisata Air Terjun Bissapu di Kabupaten Bantaeng. Makasar: UNHAS.
Damiasih, D. &. (2017). Pengelolaan Goa Tanding sebagai ekowisata di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan 11 (3).
Galavan, R. (2014). Doing business strategy. Ireland: NuBooks.
Iskandar, H. (2021). Strategi pengembangan objek wisata Pantai Pelawan Tanjung Balai Karimun sebagai kawasan srategis pariwisata berkelanjutan. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, Vol. 15, No. 1. http://dx.doi.org/10.47256/kji.v15i1.24
Knab, M. J. (2020). Potensi dan strategi pengembangan objek wisata Air Terjun Tunan di Kabupaten Minahasa Utara. Manado: Universitas Katolik De La Salle.
Lutpi, H. (2016). Analisis tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata panti di kecamatan Jerowaru. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Noor, J. (2017). Metodologi penelitian skripsi, tesis, disertasi & karya ilmiah. Jakarta: Kencana.
Nuranisa, N. (2017). Strategi pengembangan objek wisata alam air terjun Bayang Sani di Kecamatan Bayang. Swarnabhumi: Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi, Vol. 2, No. 2.
Prawiro, M. (2018). Analisis SWOT: Pengertian, Unsur-unsur, Manfaat, Faktor, dan Contohnya. Retrieved from http://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-analisis-swot.html.
Sedarmayanti, D. (2018). Pembangunan dan pengembangan pariwisata. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sikula, A. (2015). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: Erlangga.
Sugiyono. (2017). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian bisnis: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, kombinasi, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Suhendroyono. (2016). Pengelolaan Wisata Alam Watu Wayung sebagai ikon wisata berbasis budaya di Gunung Kidul Yogyakarta. Jurnal Kepariwisataan, Vol. 10, No. 1.
Sulistyo, A. (2020). Strategi pengembangan objek wisata minat khusus dalam upaya menciptakan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Bantul (Studi Kasus: Karst Tubing). URECOL: http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/issue/view/17.
Triyono, J., Damiasih, & Sudiro, S. (2018). Pengaruh daya tarik dan promosi wisata di Desa Melikan Kabupaten Klaten. Jurnal Kepariwisataan, Vol. 12, No.1.
Wardhana, D. (2016). Strategi pengembangan objek wisata Kampung Coklat di Kabupaten Blitar. Malang: Universitas Brawijaya.
Wicaksono, A. (2020). New normal pariwisata Yogyakarta. Yogyakarta: Akademi Pariwisata STIPARY.