KAJIAN ETNOSAINS PADA TRADISI PENGOBATAN KETOGURAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPA

Authors

  • L.M. Siagian Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • M.I. Syarif Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • F.D.S. Harahap Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • A. Munir Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

DOI:

https://doi.org/10.23887/jppii.v14i2.80386

Abstract

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak terlepas dari konteks lingkungan, termasuk kearifan lokal. Ketoguran adalah salah satu tradisi pengobatan tradisional yang menggunakan kunyit dan kapur sirih sebagai bahan pengobatan yang diyakini dapat menyembuhkan sakit kepala, demam, dan gangguan oleh makhluk halus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan merekonstruksi pengetahuan sains ilmiah dari tradisi pengobatan tradisional Ketoguran. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis yang menggunakan pendekatan antropologi Teknik pengumpulan data melibatkan pengamatan, wawancara mendalam, pencatatan dokumentasi, dan penelusuran kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketoguran menggunakan kunyit dan kapur sirih sebagai bahan pengobatan yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Proses pembuatan Ketoguran melibatkan ritual tertentu, termasuk pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan selawat Nabi, sebagai bagian dari keyakinan dalam mendapatkan pertolongan dan penyembuhan dari Allah SWT. Kearifan lokal di sekitar Danau Bakuok memiliki potensi sebagai sumber pembelajaran IPA, terutama pada materi klasifikasi makhluk hidup dan materi unsur, senyawa, dan campuran.

 

 

 

References

Akmal, A. U., Lia, Lestari, T., Asra, A., Effendy, Festiyed, & Skunda. (2020). Analisis Etnosains dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Kota Padang dan Bukittinggi. Jurnal Inovasi Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(2), 68–77. http://dx.doi.org/10.24036/jippsd.v4i2.111385

Dorongsihae, V., Sambiran, S., & Pangemanan, F. (2022). Peran Pemerintah Desa Dalam Pengembangan Kearifan Lokal Di Desa Pontak Kecamatan Ranoyapo Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Governance, 2(1), 1–11. https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/governance/article/view/41449

Fahrozy, F. P. N., Irianto, D. M., & Kurniawan, D. T. (2022). Etnosains sebagai Upaya Belajar secara Kontekstual dan Lingkungan pada Peserta Didik di Sekolah Dasar. Edukatif: Juenal Ilmu Pendidikan, 4(3), 4337–4345. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2843

Keraf, S. (2006). Etika Lingkungan. Kompas.

Sarini, P., & Selamet, K. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Etnosains Bali bagi Calon Guru IPA. Wahana Matematika Dan Sains : Jurnal Matematika , Sains , Dan Pembelajarannya, 13(1), 27–39. https://doi.org/10.23887/wms.v13i1.17146

Silla, E. M., Dopong, M., Teuf, P. J., & Lipikuni, F. H. (2023). Kajian Etnosains pada Makanan Khas Usaku ( Tepung Jagung ) sebagai Media Belajar Fisika. Jurnal Literasi Pendidikan Fisika, 4(1), 30–39. https://doi.org/10.30872/jlpf.v4i1.2060

Suwanto, Sri, W., & Rudi, H. (2019). Pendidikan Lingkungan Berbasis Potensi Lokal (Cetakan Pe). UR Press.

Tillery, E., D., E., & C., R. (2011). Integrated Science. McGraw-Hill.

Downloads

Published

2024-08-31