Kajian Etnosains Proses Pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana sebagai Suplemen Materi IPA SMP
DOI:
https://doi.org/10.23887/jppsi.v5i1.45670Keywords:
Etnosains, IPA, Suplemen MateriAbstract
Penelitian ini bertujuan (1) mengkaji, (2) menjelaskan, dan (3) menganalisis proses pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana sebagai suplemen materi IPA SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk jenis penelitian etnosains. Penelitian ini dilakukan di Desa Tri Eka Buana. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling dengan subjek Petani Arak Bali, Kepala Desa Tri Eka Buana, dan Guru IPA SMP Negeri 2 Sidemen. Objek penelitian ini terdiri atas proses pembuatan arak Bali dan kajian etnosains dalam proses pembuatan arak Bali pada materi IPA SMP. Teknik analisis yang dilakukan dengan model Miles & Huberman (reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data). Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembuatan Arak Bali di Desa Tri Eka Buana sebagai berikut: penyadapan nira kelapa, fermentasi nira kelapa menjadi tuak, hasil fermentasi kemudian dipanaskan sampai mendidih dan menguap kemudian mengalir menuju pendingin, uap akan berubah wujud menjadi arak. Kajian etnosains pada proses pembuatan arak Bali di Desa Tri Eka Buana dapat dikontruksikan ke dalam pembelajaran IPA SMP, konsep IPA pada proses pembuatan Arak Bali dapat ditemukan dalam KD 3.2 mengklasifikasikan makhluk hidup dan benda berdasarkan kArakteristik yang diamati, KD 3.3 menjelaskan konsep campuran dan zat tunggal, sifat fisika dan kimia, perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari, KD 3.4 menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, KD 3.6 menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif serta dampaknya terhadap kesehatan, dan KD 3.7 menerapkan konsep bioteknologi dan penerapannya dalam kehidupan manusia.References
Amema, D. Ch. T. Tuju & H. Raung. 2017. Fermentasi Alkohol dari Nira Aren (Arenga Pinnata Merr.) dengan menggunakan metode fed batch. In COCOS. 1(9).
Duitt. 2007. Science Education Research Internationally: Conception, Research Methods, Domains of Research. Eurasia.
Ely. 2015. Peran Budaya Lokal dalam Pembentukan Sains: Studi Naturalistik Pembentukan Sains Siswa Kelompok Budaya Sunda Tentang Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan dalam Konteks Sekolah dan Lingkungan Pertanian. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Ganawati, dkk. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu dan Kontekstual IX. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Giancoli. 2001. Fisika Jilid 2. Terjemahan Yuhilza Hanum Physics Fifth Edition. Jakarta: Erlangga
Hadi, W. P. dkk. 2019. Terasi Madura: Kajian Etnosains dalam Pembelajaran IPA untuk Menumbuhkan Nilai Kearifan Lokal dan KArakter Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. 10(1):45-55.
Hadi, W. P. dkk. 2018. Studi Etnosains Terasi Sebagai Sumber Belajar IPA Berbasis Kearifan Lokal. Prosiding National Conference on Mathematics, Science, and Education (NACOMSE). Halaman 343-348.
Hadi, W.P & Ahied, M. 2017. Kajian Ilmiah Proses Produksi Garam di Madura Sebagai Sumber Belajar Kimia. Jurnal Pembelajaran Kimia. 2(2): 1-8.
Ilhami, A, dkk. 2020. Kajian Etnosains Tradisi Maauwo di Danau Bakuok sebagai Sumber Pembelajaran Biologi. Bioeduca: Jurnal Pendidikan Biologi. 2(2): 79-86.
Muchtadi, T. dkk. 2015. Ilmu Pengetahuan Ilmu Pangan. Bandung: Alfabeta.
Najib. 2018. Kajian Etnosains Proses Pembuatan Genteng sebagai Bahan Ajar Tambahan Pelajaran IPA Terpadu. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 9(2): 98-103.
Nurachmandani, S & Samson, S. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Perwitasari, T. dkk. 2016. Peningkatan Literasi Sains Melalui Pembelajaran Energi dan Perubahannya Bermuatan Etnosains Pada Pengasapan Ikan. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1(2). 62-70.
Rahayu, W. E & Sudarmin. 2015. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Etnosains Tema Energi dalam Kehidupan untuk Menanamkan Jiwa Konservasi Siswa. Unnes Science Education Journal. 4(2). 920-926.
Rist, S., & Dahdouh-Guebas, F. 2006. Ethnosciences A step towards the integration of scientific and indigenous forms of knowledge in the management of natural resources for the future. Environ Dev Sustain, 8(4), 467-493.
Septiani, D & Listiyani, L. R. 2021. Inovasi Modul Etnosains: Jamu Tradisional sebagai Pembelajaran Berbudaya dan Melek Sains. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan. 3(2): 288-297.
Sudarmin. 2014. Pendidikan KArakter, Etnosains dan Kearifan Lokal (Konsep dan Penerapannya dalam Penelitian dan Pembelajaran Sains). Semarang: Swadaya Manunggal.
Supriyadi & Nurvitasari, E. 2019. Investasi Sains Asli Suku Malind: Upaya Dalam Pengembangan Kurikulum IPA Kontekstual Papua Berbasis Etnosains. Jurnal Sains dan Matematika. 7(1):10-21.
Winarsih, A. dkk. 2008. IPA Terpadu. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.