DAMPAK KESEHATAN MENTAL KORBAN PERUNDUNGAN PADA SMA NEGERI DI SRAGEN

Penulis

  • Maria Rosa Maharani Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang Semarang, Indonesia
  • Fadly Husain Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang Semarang, Indonesia

Kata Kunci:

perundungan, kesehatan mental, peran sekolah

Abstrak

Perundungan merupakan tindakan agresif yang bertujuan untuk melukai orang lain melalui serangan yang menyasar tubuh korban, kata-kata yang tidak pantas dan kekerasan yang disengaja secara berulang. Perundungan merupakan masalah yang harus segera ditangani agar tidak berdampak pada korban, pelaku dan siswa yang mengamati perundungan. Jawa Tengah adalah provinsi dengan tingkat perundungan di lingkunga sekolah yang tinggi. Laporan terjadinya tindakan perundungan di Kabupaten Sragen pada tahun 2022 merupakan salah satu contoh tingginya tingkat perundungan yang menyasar siswa SMA. Penelitian ini bertujuan memahami faktor penyebab perundungan, dampaknya terhadap kesehatan mental dan peran sekolah dalam menanggulangi tindakan perundungan. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu peneliti secara khusus mengamati subjek penelitian sehingga data dapat diambil secara keseluruhan dan membantu proses pengambilan data. Subjek penelitian ini adalah korban perundungan, guru bimbingan konseling SMA Negeri di Sragen dan orang tua korban perundungan. Penelitian ini menghasilkan faktor penyebab perundungan yang yang berasal dari pola asuh orang tua, teman sebaya dan relasi kuasa yang tidak setara. Perundungan yang berdampak pada kesehatan mental korban perundungan yang terganggu ditandai dengan kesulitan tidur, turunnya nafsu makan , hilangnya kepercayaan diri hingga prestasi akademik yang menurun. Rendahnya peran sekolah dalam edukasi mengenai bahaya tindakan perundungan di lingkungan sekolah sehingga perundungan dapat dikategorikan tinggi.

Referensi

Alshobramy, H. A. (2019). The Effectiveness Of Bandura’s Social Learning Theory In Learning English Speaking Skill Among Secondary School EFL Students. International Journal of Vocational and Technical Education Research, 5(5), 11–23.

Ariesto, A. (2009). Pelaksanaan Program Antibullying Teacher Empowerment Program (Tep) Di Sekolah. Fisip Ui, 14. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123656-SK 006 09 Ari p - Pelaksanaan program-HA.pdf

Bandura, A. (1971). Social Learning Theory. General Learning Press.

Coloroso, B. (2003). Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari. Prasekolah Hingga SMU ). Serambi Ilmu Semesta.

Dollard, J., Miller, N. E., Doob, L. W., Mowrer, O. H., & Sears, R. R. (1993). Frustration and aggression. Yale University Press.

Efianingrum, A. (2020). Membaca Realitas Bullying Di Sekolah : Tinjauan Multiperspektif Sosiologi. DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi, 7(2), 1–12. https://doi.org/10.21831/dimensia.v7i2.32584

Fackler., R. S. (2014). “The Handbook of Media and Mass Communication Theory.” In Handbook. JohnWiley & Sons, Inc.

Jan MPhil Scholar, Msa., & Husain Assistant Professor, S. (2015). Bullying in Elementary Schools: Its Causes and Effects on Students. 6(19), 43–57.

Kogan, G. (2011). A systematic review of the literature on the effects of schoolbullying from the framework of Jurgen Habermas’s theory of communicative action. City University of New York.

Kohut, M. (2007). The Complete Guide to Understanding, Controlling and Stopping Bullies and Bullying : a complete guide for teachers and parents. Atlantic Publishing.

Kurniawan, R., Alhakim, A., Nur Arafah, N., Angelino, K., Tan, C., Internasional Batam, U., Gajah Mada, J., & Ladi, S. (2021). Cintai Diri Sendiri dan Bangun Simpati untuk Mencegah Bullying dan Hate Speech di Kalangan Pemuda. Jurnal ABDIMASA Pengabdian Masyarakat, 4(2), 44–51.

McGrath, M. J. (2007). School Bullying: Tools for Avoiding Harm and Liability. Corwin Press.

Nocentini, A., Menesini, E., & Salmivalli, C. (2018). Level and change of bullying behavior during high school: A multilevel growth curve analysis. Journal of Adolescene, 36(3), 495–505. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2013.02.004

Olweus, D. (1993). Bullying at school: What we know and what we can do. Blackwell Publishing.

Omoteso, B. A. (2020). Bullying behaviour, its associated factors and psychological effects among secondary students in Nigeria. The Journal of International Social Research, 3(10), 498–509.

Orpinas, P., & Horne, A. M. (2006). Bullies and victims: A challenge for schools. In J. R. Lutzker (Ed.), Preventing violence: Research and evidence-based intervention strategies. American Psychological Association., 147–165. https://doi.org/https://doi.org/10.1037/11385-006

Pratiwi, L. A. Y. (2021). Implementasi Program Gerakan Sekolah Menyenangkan (Gsm) Dalam Mengatasi Bullying Di Smpn 2 Sleman. Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan, 9(2), 159–166. https://doi.org/10.21831/sakp.v9i2.17045

Rigby, K. (2022). Theoretical Perspectives and Two Explanatory Models of School Bullying. Int Journal of Bullying Prevention. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s42380-022-00141-x

Rivara., L. M. (2016). Preventing Bullying Through Science, Policy, and Practice. Committee on the Biological and Psychosocial Effects of Peer Victimization: Lessons for Bullying Prevention; https://doi.org/10.17226/23482

Sameh, A. (2017). Developing an effective social emotional learning program for countering school bullying: An evaluative exploratory study [Master’s Thesis, the American University in Cairo]. [[Master’s Thesis, the American University in Cairo].]. https://doi.org/https://fount.aucegypt.edu/etds/1340

Tumon, M. B. A. (2014). STUDI DESKRIPTIF PERILAKU BULLYING PADA REMAJA. Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3(1).

Diterbitkan

2024-05-10