Konsep “Ekskursi”, Kandas tak Berbekas?
Isi Artikel Utama
Abstrak
Nugroho Notosusanto merekomendasikan agar siswa SMP melakukan “exkursi” ke tempat bersejarah di daerah masing-masing. Sejarah perlu dikisahkan dengan cara yang “hidup” dan “menarik”. Metode penelitian dilaksanakan dengan cara menentukan topik “exkursi”, kemudian menelusuri sumber primer dan sekunder, mengkritik data untuk memperoleh validitas. Semua sumber sejarah diinterpretasi lalu ditulis sebagai historiografi. Hasil riset menunjukkan sejarah merupakan alat penting untuk memperkuat spirit nasionalisme dan patriotisme. Konsep “exkursi” yang diperkenalkan Nugroho Notosusanto semasa Orde Baru, belum tuntas didefinisikan. Seolah kandas tak berbekas, namun jejaknya masih terlacak. Perlu ada keberanian dari masyarakat akademik (sejarawan) untuk menelaah ulang konsep “exkursi” kemudian dipertimbangkan untuk mengaktifkannya lagi.
Rincian Artikel
Referensi
Arya S, Ketut, I.G; Sanjaya, D.B & Sugiartha, W. “Harmonisasi, Integrasi Desa Pakraman dengan Desa Dinas yang Multietnik dan Multigama menghadapi Pergeseran, Pelestarian, dan Konflik di Bali”. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Volume 3 Nomor 2, Oktober 2014, ISSN 2303-2898, hlm. 446-458. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Azra, A. “Pendidikan Kewargaan untuk Demokrasi di Indonesia”. UNISIA Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, No. 57/XXVIII/III/2005 ISSN 0215-1421.
Dardji D. (1978). Pendidikan Moral Pancasila untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, (cetakan keempat). Disusun oleh Laboratorium Pancasila IKIP Malang. Jakarta: Gita Karya.
DeMello, M.A. (2011). “The Impact of Study Tours in Developing Global Mindedness among PK 12 Educators in Southern Massachusetts”. Disertasi. Boston: Northeastern University.
Djamarah, S.B. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rieneka Cipta.
Hobsbawm, E.J. (1991). Nations and Nationalism since 1780 Programme Myth, Reality. Cambridge: Cambridge University Press.
Hoefferle, C. (2007). “Teaching Historiography to High School and Undergraduate Students”. OAH Magazine of Histrory, Vol. 21, No. 2, History and Historians since 1907 (Apr. 2007), pp 40-44. Oxford University Press on behalf of Organization of American Historians.
https://kbbi.online/ekskursi. Diunduh 27/8/2021 pukul 07.56 WIB.
https://kbbi.web.id/lawat Diunduh 7/9/2021 pukul 10.15 WIB.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/kunjungi-12-obyek-lawatan-penutupan-kegiatan-tak-berkesan/ Diunduh 08/09/2021 pukul 06.45 WIB.
https://nasional.tempo.co/read/1387913/kemendikbud-bantah-mata-pelajaran-sejarah-keluar-dari-kurikulum/ Diunduh 28/8/2021 pukul 09.45 WIB.
https://www.unwto.org/glossary-tourism-terms Diunduh 01/9/2021 pukul 13.55 WIB.
Inskeep, E. (1991). Tourism Planning, An Integrated and Sustainable Development Approach. New York: Van Nostrand Reinhold.
“Kadisdik keluarkan keputusan study tour tidak wajib dan tidak memaksa”. https://www.inijabar.com/2020/01/kadisdik-keluarkan-keputusan-study-tour.html, Kamis 2 September 2021. Diunduh 2/9/2021, pukul 15.50 WIB.
Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kartodirdjo, S. (2017). Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Mudana, I.W. “Modal Sosial dalam Pengintegrasian etnis Tionghoa pada Masyarakat Desa Pakraman di Bali”. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Volume 1, Nomor 1, April 2012. ISSN 2303-2898, halaman 30-40. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Notosusanto, N. (1964). Sedjarah dan Sedjarawan. Jakarta: Balai Pustaka.
Notosusanto, N & Basri, Y (ed). 1976. Sejarah Nasional Indonesia untuk SMP jilid I, II, dan III. Jakarta: Balai Pustaka.
Notosusanto, N & Basri, Y (ed). (1976). Sejarah Nasional Indonesia untuk SMA jilid I, II, dan III. Jakarta: Balai Pustaka.
Nugraha, F.D. (2016), “Kunjungan sejarah lokal peninggalan Preanger Stelsel di Kabupaten Bandung untuk meningkatkan rasa nasionalisme”. Prosiding Seminar Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia, Kajian Muatan dan Posisi Mata Pelajaran Sejarah di Kurikulum 2013, ISBN : 978-602-60420-0-2, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurita, D. “Kemendikbud Bantah Mata Pelajaran Sejarah Keluar dari Kurikulum”. Terbit 19 September 2020.
https://nasional.tempo.co/read/1387913/kemendikbud-bantah-mata-pelajaran-sejarah-keluar-dari-kurikulum/. Diunduh 28/8/2021 pukul 10.20 WIB.
Pariani, N., Sriartha, I.P., & Kertih, I.W. “Pengaruh Metode Outdoor Study Berbasis Subak dalam Pembelajaran IPS terhadap Sikap Sosial dan Sikap Ekologis Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung”. Media Komunikasi FPIPS, Volume 20, Nomor 2, Agustus 2021, hlm. 106-117. Bali Universitas Pendidikan Ganesha.
Purwanto, B. “Memahami Kembali Nasionalisme Indonesia”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, ISSN 1410-4946. Volume 4, Nomor 3, Maret 2001 (234-264).
Purwanto, B.. (2020). “Diskusi Sejarah: Pentingkah Guru Sejarah memahami historiografi”. Diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, 15 Oktober 2020. Dapat diakses melalui link youtube: Pasa channel.
Purwanto, B. (2021). Materi Kuliah Umum yang disampaikan secara daring (platform zoom meeting). Diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Senin, 29 Maret 2021.
Suwignyo, A. (2019). Pendidikan, Kekuasaan, dan Kolonialisme. Yogyakarta: Selarung Institute.
Umasih. “Ketika Kebijakan Orde Lama memasuki Domain Pendidikan: Penyiapan dan Kinerja Guru Sekolah Dasar di Indonesia”. Paramita, Vol. 24, No. 2 Januari 2014 (ISSN 0854-0039).
Wijayanto, R & Marzuki, J. “Penguatan Nilai Patriotik melalui Pendidikan Bela Negara di SMA Negeri Titian Teras H.A.S Jambi”. Undhiksa: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 7, No. 2 Oktober 2018. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Zuhdi, S. “Lawatan Sejarah, Merajut Simpul-simpul Perekat Keindonesiaan”. Kompas. 25 Agustus 2006, halaman 13 Kolom 1-7.