Pengembangan Panduan Bimbingan Kelompok dalam Peningkatan Determinasi Diri (Self Determination) untuk Pencegahan Agresivitas Siswa
DOI:
https://doi.org/10.23887/jipp.v4i1.24440Abstrak
Pengambilan keputusan oleh remaja adalah bagian penting dalam mengatasi perilaku agresivitas. Pengambilan keputusan ini tercermin dalam determinasi diri (self determination), karena determinasi diri (self determination) lebih pada kemampuan seseorang untuk memilih dan menentukan tindakan yang ingin dicapai. Determinasi diri (self determination) mencakup tiga indikator di dalamnya, yaitu kompetensi, otonomi dan keterkaitan. Jika individu atau remaja memiliki determinasi diri (self determination) yang rendah, individu atau remaja akan dengan mudah melakukan tindakan atau perilaku menyimpang, salah satunya adalah perilaku agresivitas. Berdasarkan fenomena yang ada, masih ada siswa yang memiliki determinasi diri (self determination) yang rendah sehingga dapat membuat siswa melakukan perilaku menyimpang seperti agresivitas. Agresivitas itu sendiri adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan untuk menyakiti atau melukai seseorang dalam bentuk kata-kata (verbal) dan perilaku (non verbal). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Swasta Kota Padang dengan sampel 129 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling dan alat pengumpulan data menggunakan Skala determinasi diri (self determination) untuk pencegahan agresivitas. Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dengan pengolahan data menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa determinasi diri (self determination) untuk pencegahan agresivitas pada setiap indikator diklasifikasikan sebagai sedang dengan hasil persentase 2, 61% pada indikator kompetensi, rendah kategori dalam indikator otonomi dengan persentase 2, 27% dan juga tergolong rendah pada indikator relevansi dengan persentase 2, 35%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat ditindaklanjuti dengan membuat panduan bimbingan kelompok dalam peningkatan determinasi diri (self determination) untuk pencegahan agresivitas.
Kata Kunci:Self Determination, Aggresivitas
Referensi
Aji. (2013). Kasus tawuran pelajar jakarta terus meningkat.Diakses melalui kasustawuranpelajarjakartaterusmeningkattahun ini,29 Desember 2018.
Alizamar, Y. Syahputra, Afdal, Z. Ardi, L. Trizeta. (2018). Differences in aggressive behavior of male and female students using rasch stacking. International Journal of Research in Counseling and Education. DOI: 10.24036/0051za0002
A. R. Haqiqi. (2016). Pengaruh determinasi diri terhadap kedisiplinan mahasiswa tahun pertama dalam mengikuti kegiatan di mabna ibnu sina pusat ma’had al-jami’ah uin maulana malik ibrahim malang. Skripsi Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2014). Produksi padi tahun 2014. http://www.bps.go.id/brs/view/id/1122. Diakses pada tanggal 29 Desember 2018.
Baron, R. A & Byrne, Donn. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga
Berkowitz, L. (2003). Emosional behavior: mengenali perilaku dan tindakan kekerasan di lingkungan sekitar kita dan cara penanggulangannya. Penerjemah: hartatni woro susiatni. Jakarta: CV. Teruna Grafica.
Berkowitz, L. (2005). Agresi: sebab & akibatnya. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Beth Ackerman. (2006). Learning self-determination: lessons from the literature for work with childrean and youth with emotional and behaviotan disabilities, Published online: 12 July Spinger Science+Business Media, Inc. Child Youth Care Forum DOI 10.1007/s10566-006-9020-0, h. .
Branch, R. . (2009). Instructional design the addie approach. New York: Springer Science & Business Media, LLC.
Dayakisni, T. H & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang:Universitas Muhammadiyah Malang Press.
De Rivera, J. (2003). Aggression, violence, evil, and peace. In T. Millon, M. J. Lerner, & I. B. Weiner (Eds.), Handbook of psychology: Personality and social psychology (pp. 569– 598).
Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E Nila Kusmawati. (2008). Proses bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Rinaka Cipta.
Edward Deci & Ryan Richard. (2000). Self-Determination Theory and the Facilitation of Intrinsic Motivation, Social Development, and Well-Being. University of Rochester.
Field, S., Hoffman, A., & Posch, M. (1997). Self- determination during adolescence a developmental perspective. Journal of Remedial and Special Education, Volume 18, Number 5, September/October 1997.
Firman & Y. Karneli. (2018). Hubungan empati dengan agresivitas siswa sma pertiwi 2 padang serta implikasinya dalam bimbingan dan konseling. Jurnal Neo Konseling. Universitas Negeri Padang.
Nurmina, Firman, Zaheyardam & Ferawati. (2003). Penelitian penanggulangan tindakan kekerasan dan agresivitas pada remaja di provinsi sumatera barat. Sumatera Barat: Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang.
Novia Nadia Bestari. (2016). Hubungan interaksi sosial teman sebaya dengan agresivitas siswa serta implikasinya dalam bidang penegmbangan sosial. Skripsi Tidak diterbitkan. Padang: BK FIP UNP.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian & pengembangan (research and development) (2nd ed.). Bandung: Alfabeta.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Authors who publish with the Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran (JIPP) agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)