Analisis Letak Geografis Terhadap Kompetensi Atlet Terbang Lintas Alam Cabang Olahraga Paralayang Provinsi Bali

Penulis

  • Ninik Risa Christina Undiksha
  • I Made Satyawan Undiksha
  • Hendra Mashuri Undiksha

Kata Kunci:

Paralayang, Eksplorasi, Pariwisata, Atlet, Lintas Alam

Abstrak

Penelitian ini berfokus pada lokasi paralayang lintas alam yang terletak di Bukit Abah, Kabupaten Klungkung, yang dikenal sebagai lokasi potensial untuk olahraga paralayang. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana letak geografis Bukit Abah berdampak pada pengalaman dan performa atlet paralayang dan bagaimana hal ini dapat berdampak pada keberhasilan olahraga  di lokasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran yang memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut penelitian, Bukit Abah dianggap sebagai lokasi yang cocok untuk paralayang karena tingginya 450 meter dan lebar lapangan kurang lebih 30 meter sehingga menyediakan ruang yang luas untuk kegiatan paralayang. Tidak ada penghalang pohon di area ini  yang dapat menghalangi penerbangan, dan angin yang bertiup  dari selatan membuat kondisi penerbangan lebih aman dan stabil. Hal ini menjadikan Bukit Abah  salah satu lokasi ideal untuk paralayang  di kawasan tersebut. Namun penelitian ini juga mengungkapkan beberapa kelemahan dan kendala, seperti perlunya pengembangan infrastruktur pendukung yang lebih baik, termasuk fasilitas transportasi dan keamanan, serta perlunya lebih memperhatikan keselamatan penerbangan. Selain itu, studi ini menemukan adanya peluang  pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang dapat mendukung perekonomian lokal, seperti dengan menyediakan akomodasi, makanan dan fasilitas bagi wisatawan dan  paralayang. Serta terdapat potensi pengembangan pariwisata, peningkatan permintaan  produk lokal dan penguatan perekonomian lokal. Untuk mewujudkan potensi tersebut, Bukit Abah memerlukan dukungan  pemerintah desa dan pemangku kepentingan, baik dari sisi pengelolaan keselamatan udara maupun  pengembangan ekonomi  dan pariwisata setempat. Dengan begitu, Bukit Abah dapat berkembang menjadi destinasi paralayang yang menarik bagi para atlet lokal maupun internasional.

Referensi

Adhimah, S. (2020). Peran orang tua dalam menghilangkan rasa canggung anak usia dini (studi kasus di desa karangbong rt. 06 rw. 02 Gedangan-Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Anak, 9(1), 57–62. https://doi.org/10.21831/jpa.v9i1.31618

Çalık, D. S., Gürsoy, R., & Saruhan, E. (2021). Evaluation of the psychological and hormonal parameters in paragliding. Central European Journal of Sport Sciences and Medicine, 34(2), 15–23. https://doi.org/10.18276/CEJ.2021.2-02

Diantono, K., Indardi, N., Keolahragaan, J. I., Keolahragaan, F. I., & Semarang, U. N. (2022). The Relationship of Exercise Frequency The Landing Accuracy Result of Central Java. 02, 27–31.

Lorensia, S. L., & Sudarti, S. (2022). Analisis Mekanisme Kerja Angin Pada Olahraga Paralayang. CERMIN: Jurnal Penelitian, 6(2), 373. https://doi.org/10.36841/cermin_unars.v6i2.1728

mixed methods. (2012). https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/2198/7/15.0211.032 BAB 3.pdf

Pokhrel, S. (2024). ANALISIS POTENSI WISATA OLAHRAGA PARALAYANG DI BUKIT LELATO DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Αγαη, 15(1), 37–48.

Ratminingsih, N. M. (2010). Penelitian Eksperimental Dalam Pembelajaran Bahasa Kedua. Prasi, 6(11), 31–40.

teacher work book FASI Paralayang Indonesia. (2007). Federasi Aero Sport Indonesia. Paragliding (Pedoman Paralayang), Pordirga Layang Gantung Indonesia (Bidang Paralayang). https://sg.docworkspace.com/d/sIKTZyxrVm-6KBg

Diterbitkan

2025-01-27

Terbitan

Bagian

Articles