REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM FILM ANIME BARAKAMON

Penulis

  • Made Yudhiareska Sila Putra Universitas Pendidikan Ganesha
  • Ketut Agus Supriadi Putra Universitas Pendidikan Ganesha
  • I Nyoman Ayatma Harsana Universitas Pendidikan Ganesha

DOI:

https://doi.org/10.23887/jpbj.v6i3.25806

Kata Kunci:

Representasi, Budaya Jepang, Film, Anime, Semiotika, Roland Barthes

Abstrak

Abstrak

            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi kebudayaan tradisional Jepang yang dilakukan oleh masyarakat jepang sehari-hari pada film anime Barakamon.  Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah scene-scene dalam film anime Barakamon yang mempresentasikan budaya Jepang, baik penampilan karakter, suara, kostum pada karakter, serta pesan-pesan verbal dan non verbal dalam scene-scene tersebut yang nantinya akan diteliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Teknik analisis data dengan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian yaitu film Barakamon (2014). Hasil penelitian menunjukkan 5 scene dalam 12 episode yang mengandung budaya tradisional Jepang yaitu episode 1 (cara meminta maaf di Jepang),  episode 1 (representasi kanji), episode 6 (tatakrama saat makan di Jepang), episode 8 (perayaan festival obon), dan episode 9 (kebiasaan berendam bagi masyarakat Jepang).

 

Kata Kunci : Representasi, Budaya Jepang, Film, Anime, Semiotika, Roland Barthes

Referensi

Abdurakman, Hassanudin. (2019). Uchi dan Soto:Budaya Jepang dari Keluarga ke Korporasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ambar. (2017). Teori Semiotika Roland Barthes. Diakses dari pakarkomunikai.com/teori-semiotika-roland-barthes pada tanggal 19 Juni 2020.

Andriansyah.(2012).Festival Wauw! Aneh, Unik, Fantastik, dan Kontroversial.Jakarta: Pacu Minat Baca

Azhar Arsyad. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Berita Satu. (2014, 2 Desember). Indonesia Negara Kedua dengan Peminat Belajar Bahasa Jepang Tertinggi. Diakses dari http://www.beritasatu.com/pendidikan/229871-indonesia-negara- kedua-dengan-peminat-belajar-bahasa-jepang-tertinggi.html pada tanggal 19 Juni 2020.

Danesi, Marcel. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra.

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Effendy, Heru, (2009). Bagaimana memulai shooting: Mari Membuat Film, Jakarta: Erlangga

Kartika, Diana.(2018).Dasar-dasar Gramatikal Bahasa Jepang Jilid II.Yogyakarta: Deepublish.

Koshino, Weedy.(2016).Unbelievable Japan.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kusherdyana. (2011). Pemahaman Lintas Budaya dalam Konteks Pariwisata dan Hospitalisasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

M.A., Efrizal, Yulia Pratitis Yusuf, M.Pd.(2016).Omoshiroi Nihongo 1.Malang: Elektronik Pratama.

Muhtadi, Asep S. dan Handayani, Sri. (2000). Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui TV. Bandung: Pusdai Press

Myanimelist.net. (2020). Barakamon. Diakses pada tanggal 18 Juni 2020 dari https://myanimelist.net/anime/22789/Barakamon.

Riayana, Elma. (2017). Analisis Semiotika Film Kimi No Nawa (Your Name).

Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

Safriani, Putri. (2017). Penyebaran Pop Culture Jepang Oleh Anime Festival Asia (AFA) Di Indonesia Tahun 2012-2016. Volume 5, No. 3: 729-744. FISIP Universitas Mulawarman

Sobur, Alex. (2013). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trihadi, Ferdi. (2019). Bahasa & Budaya Jepang untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Grasindo.

Wahyuningsih, Sri. (2019). Memahami Representasi Pesan-Pesan Dakwah dalam Film Melalui Analisis Semiotik. Surabaya: Media Sahabat Cendekia

Wibowo, Wahyu, Seto, Indiwan. (2013). Semiotika Komunikasi-Aplikasi Praktis Bagi Penelitian Dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Yasraf, Amir P. (2003). Hipersemiotika. Yogyakarta: Jala Sutra.

Diterbitkan

2020-12-05

Terbitan

Bagian

Articles