CRITICAL EDUCATION WITH CULTURAL IDEOLOGICAL DIMENSIONS
DOI:
https://doi.org/10.23887/jpku.v9i1.32721Abstract
Dalam upaya mengembangkan pendidikan kritis berbudaya, konsep pendidikan itu sendiri harus dimaknai sebagai dimensi budaya / proses humanisasi. Proses pendidikan tidak lepas dari kehidupan manusia dalam menciptakan budaya serta pewarisannya (ciptaan budaya dan transmisi budaya) kepada generasi muda. Masyarakat dapat mengembangkan berbagai potensi atau kreativitas, cita rasa dan karsa yang merupakan inti dari proses budaya melalui proses pendidikan kritis, karena suatu konsep esensial budaya dalam pendidikan dapat diartikan sebagai “Produk bersama dari pembelajaran manusia”. Fungsi utama dan sasaran paradigma dalam mengembangkan pendidikan kritis adalah upaya penyadaran diri atau yang dikenal dengan istilah kesadaran kritis dan mengembangkan metode utama pembelajarannya dengan mengedepankan dominasi dialogis kritis. Oleh karena itu, inti dari proses pendidikan kritis tidak hanya tentang transfer pengetahuan informasi tetapi juga proses praktik kejiwaan atau budaya melalui kesadaran pembebasan diri peserta didik. Penelitian kajian budaya melalui pendekatan fenomenologi mampu mendeskripsikan jawaban dari permasalahan tersebut secara tajam, mendalam, logis dan sistematis.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with the Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work. (See The Effect of Open Access)