Bahasa Inggris

Penulis

  • Lenny Kurnia Octaviani Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta
  • Anggita Putri Marshanda Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.23887/jmpp.v6i1.57994

Kata Kunci:

puja mandala, tolerance, difference, uniqueness

Abstrak

Bali dikenal dengan keindahan alam serta kekayaan budaya sehingga membuat wisatawan ingin mengunjunginya. Bali juga menyuguhkan wisata religius yang berbeda dengan yang lain yaitu Puja Mandala. Puja Mandala adalah bukti kerukunan dan toleransi beda agama yang ada di Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberagaman Puja Mandala Sebagai daya Tarik wisata religi di Bali. Metode penelitian yang diambil menggunakan metode kualitatif dan deskriptif. Hasil yang penulis temukan yaitu Puja Mandala adalah bangunan yang berisikan Masjid Ibnu Batitah, Gereja Katholik Maria Bunda Segala Bangsa, Gereja Kristen Protestan GKPB Jemaat Bukit Doa, Vihara Buddha Guna, dan terakhir Pura Jagatnatha. Puja mandala merupakan bukti keberagaman yang menjadi daya tarik religi karena dapat hidup berdampingan secara rukun. Kesimpulan yang bisa penulis ambil adalah meskipun Bali dikenal dengan pulau seribu pura dan mayoritas penduduknya beragama Hindu tetapi toleransi mereka sangat tinggi dan wujud itu dituangkan dalam Puja Mandala Nusa Dua Bali. 

 

Biografi Penulis

Lenny Kurnia Octaviani, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

 

 

Anggita Putri Marshanda, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

 

 

Referensi

Badan Pusat Statistik. (2022). Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama pada Agustus 2022 mencapai 510,25 ribu kunjungan dan Jumlah penumpang angkutan udara internasional pada Agustus 2022 naik 32,29 persen. http://surl.li/frgte

Chaerunissa, S. F., & Yuniningsih, T. (2020). Analisis komponen pengembangan pariwisata desa wisata Wonolopo Kota Semarang. Journal of Public Policy and Management Review, 9, 159–175.

Dinas Pariwisata. (2022, September 6). Banyaknya kunjungan wisatawan nusantara ke Bali. http://surl.li/frgtn

Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. HUMANIKA, 21(1), 33–54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075

Firawan, I. G. N. F., & Suryawan, I. B. (2016). Potensi daya tarik wisata air terjun Nungnung sebagai daya tarik wisata alam. Jurnal Destinasi Pariwisata, 4(2), 92. https://doi.org/10.24843/JDEPAR.2016.v04.i02.p15

I Nyoman Darma Putra. (2017). Puja Mandala Nusa Dua: Monumen Bhineka Tunggal Ika Bali untuk Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Kajian Muktahir Bahasa, Sastra, Dan Budaya Daerah untuk Membangun Kebhinekatunggalikaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 29–43. https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/16484

Ismayanti. (2020). Dasar-dasar pariwisata. Jakarta: Universitas Sahid.

Mallalahi, N. H., & Yamada, K. (2022). Can a New Organization Mitigate Conflicts Among Multiple Institutions Managing a World Heritage Site? Case of Borobudur Tourism Authority Board. Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, 16(2), 86–102. https://doi.org/10.47608/jki.v16i22022.86-102

Mancapara, I. G. P. (2018). Pluralisme di Puja Mandala Nusa Dua Bali sebagai destinasi pariwisata religi. Pariwisata Budaya: Jurnal PAriwisaya, Agama, dan Budaya Fakultas Dharma Duta, vol 3 nomor 1. https://doi.org/10.25078/pba.v3i1.423

Pramono*, M. F., & Hud, F. A. (2021). Puja Mandala in Benoa, Badung, Bali as the model of religious tolerance. Journal of Comparative Study of Religions, 1(2). https://doi.org/10.21111/jcsr.v1i2.6383

Sri Sadjuni, N. L. G. (2018). Persepsi wisatawan terhadap pantai Nusa Dua. Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 4(2), 151–166. https://doi.org/10.22334/jihm.v4i2.62

UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. (t.t.). Diambil 12 Februari 2023, dari https://jdih.kemenparekraf.go.id/katalog-1-produk-hukum

Diterbitkan

2023-03-24

Terbitan

Bagian

Articles