ANALISIS KADAR PROTEIN PRODUK SUSU CAIR YANG DIOLAH MELALUI PROSES PEMANASAN PADA SUHU YANG SANGAT TINGGI (ULTRA HIGH TEMPERATURE)
DOI:
https://doi.org/10.23887/ijacr.v2i1.28713Kata Kunci:
Kadar Protein, Susu Cair, SuhuAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kadar protein dari beberapa produk susu cair yang diolah melalui proses pemanasan pada suhu yang sangat tinggi (Ultra High Temperature), (2) kualitas produk susu cair tersebut berdasarkan proteinnya menurut persyaratan Standar Kesehatan Nasional atau SNI (Standar Nasional Indonesia). Subjek dalam penelitian ini adalah beberapa produk susu cair yang diolah melalui proses pemanasan pada suhu yang sangat tinggi (Ultra High Temperature) berkemasan 1.000 mL. Sedangkan objek penelitian ini adalah kadar protein produk susu cair tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan metode Kjeldahl yaitu penentuan % N yang dikalikan dengan faktor penentu protein susu sebesar 6,38. Dari hasil analisis diperoleh kadar protein rata-rata produk susu cair berkemasan 1.000 mL bermerek A adalah sebesar 8,99%, untuk susu cair bermerek B sebesar 4,03%, dan susu cair yang bermerek C 3,69%. Perbedaan kadar protein ketiga susu cair tersebut disebabkan oleh beberapa faktor penting penyusun komposisi susu sapi, meliputi jenis ternak, waktu pemerahan, umur sapi, penyakit sapi, dan pakan ternak sapi. Jika dibandingkan dengan persyaratan SNI, ketiga produk susu cair tersebut sudah memenuhi syarat Standar Kesehatan Nasional sehingga aman dikonsumsi dan layak diproduksi.
Referensi
Andarwulan. 2005. “ Susu Segar dan Susu Cair Apa Bedanya ?”. www, Google, com. /Waspada online/28 Februari 05/09 : 26 : 40.
Anonim. 1999. Metabolisme Asam Amino. Jakarta : Gramedia.
Astawan. 2005. “ Lebih Baik Mengonsumsi Susu Segar”, www, Google. com./16 Juli 05/09 : 26 : 55.
Astawan. 2005. “ Proses UHT : Upaya Penyelamatan Gizi pada Susu.” www. Kimia Indonesia, com./ Waspada online/Mei 05/10 : 40.
Buckle. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta : Gramedia.
Buckle. 1987. Food Science. Australia : AAUCS.
BBPOM. 2002. Metode Analisis. Jakarta : PPOMN.
David S Page. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Surabaya : Erlangga.
Departemen Agama RI. 2003. Makanan Sehat dan Halal. Jakarta : Balai Pustaka.
Girindra. 1986. Biokimia I. Jakarta : Gramedia.
Ismadi. 1993. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Yogyakarta : UGM press.
Ismunandar. 2003. “ Chem-is-try. 01.” www, Yahoo, com /webmaster@ Chem-is-try, org/02 Juni 05/08 : 55 :40.
Ismunandar. 2003, 3 Januari. “ Pembentukan Karsinogen Dalam Makanan.” Kompas.
Muchji. M. 1980. Teknologi Pengawetan Pangan, ed 3, Jakarta : Ul-press.
Soeharto. 1987. Ilmu Gizi Komparatif, ed 1. Yogyakarta : BFFS.
Sardjoko. 1991. Bioteknologi. Jakarta : Gramedia.
Senior. 2005. “ Pasteurisasi.” www. Google, com./ 28 Februari 05/ 12 : 26 : 45.
Siti, dkk. 2001. Penuntun Belajar Biokimia. Singaraja : IKIP N Singaraja.
Sudarmadji,dkk. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty.
Wisnu. M. 2005. Nitrisionis dan Teknologi Susu. Yogyakarta : UGM.