PERAN DESA PAKRAMAN DALAM PEMERTAHANAN TRADISI GEBUG ENDE DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN PELESTARIAN BUDAYA (STUDI KASUS DI DESA PAKRAMAN SERAYA, KABUPATEN KARANGASEM)

Authors

  • I MADE PATRA

DOI:

https://doi.org/10.23887/jpku.v6i3.22072

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) dasar filosofis pelaksanaan tradisi Gebug Ende, (2) peran desa pakraman Seraya dalam pemertahanan tradisi Gebug Ende, dan (3) Implikasinya bagi pendidikan pelestarian budaya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi etnografi. Penelitian ini mempergunakan teknik purposive-snowball sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah prajuru desa pakraman Seraya, tokoh masyarakat dan pelaku Gebug Ende. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan pencatatan dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dasar filosofis pelaksanaan tradisi Gebug Ende yaitu adanya keyakinan masyarakat desa pakraman Seraya bahwa dengan melakukan pementasan tradisi Gebug Ende dapat dijadikan perantara untuk mengundang hujan. Keyakinan masyarakat ini menyebabkan dalam pementasan tradisi Gebug Ende yang terkadang menyebabkan luka memar dan bahkan keluar darah tidak sampai menimbukan konflik. Peran desa pakraman Seraya dalam pemertahanan tradisi Gebug Ende, yaitu prajuru desa pakraman mengadakan pementasan tradisi ini di pura puseh dan melakukan pementasan ditempat lain. Namun pementasan yang dilakukan oleh desa pakraman belum maksimal. Implikasinya bagi pendidikan pelestarian budaya, yaitu mengingat pelaksanaan pementasan yang belum maksimal akan diupayakan berbagai rencana diantaranya: (1) pementasan akan dilakukan secara rutin setiap purnama sasih kedasa di pura bale Sanghyang, (2) penerbitan buku yang mengkaji tentang tradisi Gebug Ende (3) pembinaan generasi muda melalui sekaa teruna-teruni dan (4) diatur pelaksanaan tradisi Gebug Ende dalam awig-awig desa pakraman Seraya

Kata-kata Kunci: Desa pakraman, tradisi Gebug Ende

Downloads

Published

2019-11-26