PERAN DESA PAKRAMAN PENGLIPURAN DALAM PELAKSANAAN PEMILU TAHUN 2014

Penulis

  • Gusti Ayu Sri Martini .
  • Drs. Dewa Bagus Sanjaya,M.Si .
  • Drs. Ketut Sudiatmaka, M.Si .

DOI:

https://doi.org/10.23887/jpku.v2i3.4700

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui peran Desa Pakraman Penglipuran dalam pelaksanaan pemilu tahun 2014, (2) Mengetahui bentuk sanksi yang terkandung di dalam pararem yang mengatur tentang pemasangan alat peraga kampanye (3) Menganalisis kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pararem tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian ini mempergunakan teknik purposive sampling dalam menentukan subjek penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah prajuru desa pakraman penglipuran, krama (warga), teruna-teruni dan lurah kubu. Teknik yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah observasi, pencatatan dokumen dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peran Desa Pakraman Penglipuran dalam pelaksanaan pemilu tahun 2014 adalah mengatur, mengawasi, memfasilitasi dan membina pemasangan alat peraga kampanye dalam pelaksanaan demokrasi. Hal ini tertuang dalam pararem tentang pemasangan alat peraga kampanye. Pararem tersebut merupakan sarana pengendalian dan pengintegrasian sosial bagi seluruh kegiatan politik, yang bertujuan untuk menciptakan keharmonisan. Setiap pelanggaran yang terjadi akan dikenakan sanksi dalam bentuk mengadakan ritual “mecaru panca sata” pada empat tempat suci yaitu Pura Kahyangan Tiga dan Catuspata.. Kendala yang dihadapi adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat, dibuktikan dengan masih adanya pemasangan alat peraga kampanye oleh sebagian kecil masyarakat di daerah pemukiman. Upaya preventif dan represif ditempuh untuk mengatasi kendala dalam penerapan pararem tersebut
Kata Kunci : Kata Kunci: Desa Pakraman, Eksistensi Pararem

ABSTRACT The aims of this research are : (1) to determine the role of penglipuran’s traditional society in the process of placing the props or things that used in the election campaign in 2014, (2) to determine the form of sanctions contained in the traditional govermental law of placing the campaign props, (3) to analyze the problems in facing the implementation of this govermental traditional law. The research is a qualitative descriptive study with a phenomenological approach. The study used purposive sampling technique in determining the subject of research. The subject of research is the people who hold the position in penglipuran’s traditional structure of society, the society of penglipuran it self, youth and the head of kubu village. The methode which is applied in collecting the data is the method of observation and listing the documents. The research showed that, the role of penglipuran’s traditional society in the election of 2014 was to set up, supervise, facilitate and encourage the campaign props in the implementation of democracy. This was stated in the traditional law about placing the campaign props. This traditional law is the way in controlling and also social integrating for all political activity, it has purpose to create harmonization of life. Every collision that happened will be penalized of sanction in the form of a traditional ritual “mecaru panca sata” in the four holy places, namely pura kahyangan tiga and catus pata. Preventive and repressive effort taken to overcome the obstacles in the implementation of the traditional law. The obstacle or problems to be faced is the low level of awareness of the society, it is evidenced by presence of small percentage in placing the props by the peolpe in recidential areas.
keyword : Keyword: Traditional Village, Existence Traditional Law

Diterbitkan

2015-03-03