Penerapan Model Paired Storytelling dalam Pembelajaran Bercerita
DOI:
https://doi.org/10.23887/jear.v3i2.17265Abstract
Penelitian ini bertujuan, mengetahui bagaimana penerapan model Paired Storytelling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Kumendung Rembang, mengetahui kelebihan, kekurangan, kendala penerapan model Paired Storytelling pada siswa kelas V SD Negeri Kumendung Rembang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian diambil dari siswa kelas V sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan Nonprobability Sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, dokumentasi, dan tes. Setting penelitian ini di SD Negeri Kumendung Rembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Penerapan model paired storrytelling dalam pembelajaran bercerita oleh kelompok 1 mendapat prosentase 80%, Kelompok 2 mendapat prosentase 65%, Kelompok 3 mendapat prosentase 75%, Kelompok 4 mendapat prosentase 80%. Kelompok 5 mendapat prosentase 70%, Kelompok 6 mendapat prosentase 75%, Kelompok 7 mendapat prosentase 75%, Kelompok 8 mendapat prosentase 55%, Kelompok 9 termasuk mendapat prosentase 80%, serta penerapan model paired storrytelling dalam pembelajaran bercerita oleh kelompok 10 mendapat prosentase 65%. Dengan demikian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model paired storrytelling mampu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Kumendung Rembangpada kelas V SD Negeri Kumendung Rembang
References
Djiwandono, S. (2011). Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Malang: PT. Indeks.
Dibia, I.K., Dewantara, I.P.M. and Widiana, I.W., 2017. Pemberdayaan Teknik Bercerita Berbasis Budaya Bali Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Pribadi Siswa Kelas V SD Mutiara Singaraja. Journal of Education Research and Evaluation, 1(2), pp.113-119.
Fatimah, N., 2016. Implementasi cooperative learning tipe think-pair-share dalam pembelajaran bercerita di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Penelitian Humaniora, 16(2), pp.90-98.
Kaluas, I., Ismanto, A.Y. and Kundre, R.M., 2015. Perbedaan Terapi Bermain Puzzle Dan Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Selama Hospitalisasi Di Ruang Anak RS Tk. III. RW Mongisidi Manado. Jurnal Keperawatan, 3(2).
Kurniawati, Y. and Setyowati, S., 2014. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Big book di PPT Tulip Surabaya. PAUD Teratai, 3(3).
Mariana, S. and Zubaidah, E., 2015. Pengaruh Penggunaan Media Boneka Tangan Terhadap Keterampilan Bercerita Siswa Kelas V SD Se-Gugus 4 Kecamatan Bantul. Jurnal Prima Edukasia, 3(2), pp.166-176.
Manalu, E. and Oktaviana, M., 2014. Meningkatkan Kreativitas Bercerita Siswa Melalui Model Pembelajaran Paired Story Telling pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VI SDN Sei Renggas. SCHOOL EDUCATION JOURNAL PGSD FIP UNIMED, 2(1).
Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Mulyasa. (2015). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ningsih, S., 2014. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bercerita Siswa Kelas III SD Negeri 1 Beringin Jaya Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako, 2(4).
Nurhayani, I., 2017. Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan UNIGA, 4(1), pp.54-59.
Rizqillah, A.H., 2013. Metode Bercerita sebagai Model Penanaman Pendidikan Agama Islam untuk Anak Usia Prasekolah pada Area Agama Taman Kanak-kanak di Desa Bogares Kidul Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. BELIA: Early Childhood Education Papers, 2(1).
Sari, I., 2012. Peningkatan Nilai-Nilai Moral Anak Melalui Bercerita, Permainan Papan Magnet di Raudhatul Athfal Baburrahman Padang Pariaman. JURNAL ILMIAH PESONA PAUD, 1(5).
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: Alfabeta.