Perbedaan Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Sama Etnis dan Beda Etnis

Authors

DOI:

https://doi.org/10.23887/jibk.v12i2.36729

Keywords:

Kepuasan Pernikahan, Pasangan Sama Etnis, Pasangan Beda Etnis

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kepuasan pernikahan pada pasangan sama etnis dan beda etnis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan karakteristik a). usia 21 – 40 tahun, b). telah menikah 3 tahun, dan c). memiliki anak minimal usia balita. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang (45 pasangan sama etnis dan 45 pasangan beda etnis). Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS) yang dikemukakan oleh Fowers dan Olson (1989) yang berjumlah 33 aitem. Analisis data menggunakan t-test independent sample dengan hasil nilai signifikansi sebesar 0,688 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan kepuasan pernikahan antara pasangan yang mengalami pernikahan sama etnis dan beda etnis.

References

Ardhianita, I., & Andayani, B. (2005). Kepuasan pernikahan ditinjau dari berpacaran dan tidak berpacaran. Jurnal Psikologi, 32(2), 101-111.

Boseke, R. O. (2015). Hubungan antara komitmen pernikahan dengan kepuasan pernikahan pada istri yang ditinggal suami bekerja di luar kota (Thesis). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Desmita. (2010). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Duvall, E. M., & Miller, B. C. (1985). Marriage and family development. New York: Herper & Row.

Fowers, B. J., & Olson, D. H. (1989). Enrich marital inventory: A discriminant validity and cross-validation assessment. Journal of Marital and Family Therapy, 15(1), 65-79. DOI: https://doi.org/10.1111/j.1752-0606.1989.tb00777.x

Gottman, J. M., & Krokoff, L. J. (1989). Marital interaction and satisfaction: A longitudinal view. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 57(1), 47-52. DOI: https://doi.org/10.1037/0022-006X.57.1.47

Grapes, B. J. (2000). Interracial relation-ship . San Diego, Calif: Greenhaven Press.

Harahap, R. E. (2016). Probematika perkawinan beda kultur: Studi kasus pada pasangan suami istri beda suku di Kelurahan Kober (Thesis). Purwokerto: Fakultas Dakwah Komunikasi Institus Agama Islam Negeri.

Lainiala, L., & Saavaa, M. (2013). Intercultural marriages and consideration of divorce in Finland: Do value differences matter? The Population Research Institute, 4 (1), 1-17.

Lasem, P. K. (2017). Gambaran kepuasan pernikahan pasangan berbeda etnis di Kota Malang (Thesis). Malang: Universitas Brawijaya.

Lewis Jr, R., & Ford-Robertson, J. (2010). Understanding the occurrence of interracial marriage in the United States through differential assimilation. Journal of Black Studies, 41(2), 405-420. DOI: https://doi.org/10.1177/0021934709355120

Matsumoto, D., & Juang, L. (2008). Culture and psychology (4th ed.). USA: Thomson Higher Education.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (terjemahan Brian Mar-Wensdy). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sadarjoen, S. S. (2005). Konflik marital: Pemahaman konseptual, aktual dan alternatif solusinya. Bandung: Refika Aditama.

Safitri, S. (2014). Perbandingan kepuasan pernikahan berdasarkan tipe pasangan pada pasangan yang menikah melalui ta'aruf (Thesis). Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Salim, C. (2010). Gambaran faktor-faktor kepuasan perkawinan istri bekerja yang suaminya tidak bekerja (Thesis). Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Santrock, J. W. (2006). Life-span development (7th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

Sanusi, A. B., & Syaifuddin. (1996). Membina keluarga bahagia. Jakarta: Pustaka Antara.

Saputra, F., Hartati, N., & Aviani, Y. I. (2017). Perbedaan kepuasan pernikahan antara pasutri yang serumah dan terpisah dari orangtua/mertua. Jurnal Riset Aktual Psikologi, 5 (2), 136-145. DOI: https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v5i4.4478

Skowronski, D. P., Othman, A. B., Siang, D. T., Han, G. L., Yang, J. W., & Waszynska, K. (2014). The outline of selected marital satisfaction factors in the intercultural couples based on the westerner and non-westerner relationship. Polish Psychological Bulletin, 45 (2), 346-356. DOI: https://doi.org/10.2478/ppb-2014-0042

Smith, S., Maas, I., & Turbergen, F. v. (2012). Irreconcilable differences? Ethnic intermarriage and divorce in the Netherlands, 1995-2008. Social Science Research, 41 (5), 1126-1137. DOI: https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2012.02.004

Sporlein, C., Schlueter, E., & Tubergen, F. v. (2014). Ethnic intermarriage in longitudinal persperctive: Testing structural and cultural explanations in the United States, 1880-2011. Social Science Research, 43 (1), 1-15. DOI: https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2013.07.016

Srisusanti, S., & Zulkaida, A. (2013). Studi deskriptif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepasan perkawinan pada istri. UG Jurnal, 7 (6), 8-12.

Tseng, W. S., McDermott Jr, J. F., & Maretzki, T. (1997). Adjustment in intercultural marriage. Hanolulu: University Press of Hawaii.

Urbayatun, S., & Widhiarso, W. (2012). Variabel mediator dan moderator dalam penelitian psikologi kesehatan masyarakat. Jurnal Psikologi, 39 (2), 180-188.

Wang, W. (2012). The rise of intermarriage. Washington: Pew Research Center.

Wismanto, B. (2011). Dinamika kepuasan perkawinan pasangan suami-istri dalam masyarakat Jawa. Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4 (1), 1-20.

Published

2021-11-01