Self-Forgiveness Pada Pria Yang Pasangannya Melakukan Aborsi Pranikah

Authors

  • Herlinda Manggaring Ramadhani Universitas Kristen Satya Wacana
  • Krismi Diah Ambarwati Universitas Kristen Satya Wacana

DOI:

https://doi.org/10.23887/jibk.v12i3.38610

Keywords:

pemaafan diri, aborsi pranikah, pria, konseling individu

Abstract

Aborsi pranikah adalah tindakan seseorang melakukan aborsi akibat hubungan seksual pranikah. Aborsi berdampak pada kesehatan mental wanita, tidak hanya wanita, pria juga mengalami tekanan psikologis seperti perasaan bersalah, sedih, kehilangan kepercayaan diri, dan merasa tidak berguna. Self-forgiveness adalah melepaskan diri dari perasaan bersalah atau menyalahkan situasi dan sikap mental mencintai diri sendiri setelah melakukan kesalahan. Tujuan penelitian ini untuk melihat self-forgiveness pria sebagai upaya mengembalikan rasa percaya diri pada pria akibat tindakan aborsi yang dilakukan oleh pasangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memahami masalah dari sudut pandang partisipan. Partisipan penelitian ini adalah 3 pria usia 18-22 tahun yang pasangannya pernah melakukan aborsi pranikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan baik dalam membangun self-forgiveness dan mengendalikan dorongan-dorongan perasaan negatif yang muncul. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pihak terkait seperti keluarga mengenai dampak psikologis pria yang pasangannya melakukan aborsi pranikah guna meminimalisir partisipan membahayakan dirinya. 

 

Kata Kunci: pemaafan diri, aborsi pranikah, pria

References

Andayani, R. T., & Setiawan, I. (2005). Perilaku seksual pranikah dan sikap terhadap aborsi (Studi korelasi pada mahasiswa program studi psikologi Undip Semarang). Jurnal Psikologi Undip, 2 (2), 1 – 10.

Baker, C., Emmison, M., & Firth, A. (2005). Calling for help: Language and social interaction in telephone helplines. Philadelphi, PA: John Benjamins Publishing Company.

Banun, F. O. S., & Setyorogo. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa semester 5 Stikes Jakarta Timur 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5 (1), 12 – 19.

Corbet-Owen, C. (2003). Women’s perception of partner support in the context of pregnancy loss(es). South African Journal of Psychology, 33 (1), 19 – 27.

Coyle, C. T. (2007). Men and abortion: A review of empirical reports concerning the impact of abortion on men. Journal of Mental Health, 3 (2), 3 – 25.

Djonoputro, B., & Prasetyo, I. (2009). Indonesia most liveable city index 2009. Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia.

Elisa, D. P., & Arulita, I. F. (2017). Faktor risiko kejadian abortus spontan. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1 (3), 84 – 94.

Ely, G. E., Flaherty. C., & Cuddeback. G., S. (2010). The relationship between depression and other psychosocial problem in a sample of adolescent pregnancy termination patients. Child and Adolescent Social Work Journal, 27, 269 – 282. doi : 10.1007/s.10560-010-0203-z.

Gillespie, A. (2006). Games and the development of perspective taking. Human Development, 49 (2), 87 – 92. doi : 10.1159/ 000091334.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta, Erlangga.

Iskandar, A. M. (1997). Sikap orang tua dan remaja terhadap pergaulan bebas heteroseksual. Skripsi yang tidak diterbitkan.

Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.

Kero, A., & Lalos, A. (2004). Reactions and reflections in men 4 and 12 months post-abortion. Journal of Psychosomatic Obstetrics and Gynecology, 25 (2), 135 – 143.

Lexy J. Maleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya.

McCullough, M. E., Fincham, F. D., & Tsang, J. (2003). Forgiveness, forbearance, and time: The temporal unfolding of transgression-related interpersonal motivations. Journal of Personality and Social Psychology. 84 (3), 540 – 557.

McCullough, Pargament I. K., & Thoresen E. C. (2000). Forgiveness: Theory, research and practice. Guidford Press Publication, Inc. New York.

Monks, F. J., Knoers A. M. P., Haditono S. R. (2002). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya (Eds. 14). Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Naziri, D. (2007). Man’s involvement in the experience of abortion and the dynamics of the couple’s relationship: A clinical study. The European Journal of Contraception and Reproductive Health Care, 12 (2), 168 – 174.

Reardon, D. C. (2002). Clinical depression after unintended pregnapcy linked to abortion. British Medical Journal, 23, 269 – 280.

Reich, J. A., & Brindis, C. D. (2006). Conceiving risk and responsibility: A qualitative examination of men’s experiences of unintended pregnancy and abortion. International Journal of Men’s Health, 5 (2), 133 – 152.

Sarwono, W. S. (2011). Psikologi Remaja (Eds.14). Jakarta, PT. Rajawali Grafindo Persada.

Simonelli, R. (2007). A Forgiveness Triology. Nederland, PO Box 68.

Stanhope & Lancaster. (2004). Community Health Nursing: 4th Edition. St Louis United States: Mosby Inc.

Sutrisno Hadi. (1994). Metodologi Research. Yogyakarta, ANDI.

Wohl, M., DeShea, L., & Wahkinney, R. (2008). Looking within: Measuring state self-forgiveness and its relationship to: Psychological well being. Canadian Journal of Behavioural Science 2008, 40 (1), 1 – 10.

Published

2021-11-30