Nilai Karakter dalam Film Animasi “Horton Hears A Who” Sudut Pandang
DOI:
https://doi.org/10.23887/ivcej.v2i1.17925Abstract
Film animasi merupakan film yang banyak digemari oleh semua kalangan khususnya anak-anak. Selain menghibur, film animasi biasanya mengandung nilai karakter serta pesan moral yang baik. Oleh karena itu film animasi dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja nilai karakter dalam film animasi Horton Hears a Who sudut pandang siswa sekolah dasar. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan subyek penelitian siswa kelas V SD Negeri 1 Glapansari Parakan Temanggung. Data di peroleh menggunakan observasi, wawancara, angket dan teknik simak catat. Peneliti melakukan analisis terdapat enam belas nilai karakter dari delapan belas nilai karakter acuan yang terkandung dalam film animasi Horton Hears a Who. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa setiap siswa hanya dapat menangkap dua sampai empat karakter saja. Hampir setiap siswa dapat menemukan nilai karakter kreatif dalam film.Temuan lain dalam penelitian, siswa tidak hanya mengungkapkan nilai karakter positif namun beberapa siswa juga mengungkapkan ada nilai karakter negatif dalam film animasi tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa anak tidak hanya menangkap karakter baik namun juga karakter jahat dalam film yang mereka tonton. Meskipun demikian film animasi “Horton Hears a Who” masih dapat tonton dan digunakan sebagai media penanaman nilai karakter pada siswa dengan bimbingan guru atau orang tua.
Kata Kunci: Nilai Karakter, Horton Hears a Who, Sekolah Dasar
References
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran nilai karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai inovasi pendekatan pembelajaran afektif. Jakarta: Rajawali Pers.
Aldayu, Adi.I. (2013). Analisis Keberhasilan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA 3 GIKI Surabaya. Jurnal Pendidikan. Vol.1, No.2. Diperoleh pada tanggal 24 Januari 2016. Dari http://digilib. uinsby.ac.id/10602/.
Gunarti, Winda. (2010). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Gunawan, Heri. (2014). Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta.
Hidayatullah, Furqon. (2010) Pendidikan Karakter Membangun Peradaban bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Lickona, T. (1991). Pendidikan Karakter. Penerjemah Lita S. Cet.2 (2014). Bandung: Nusa Media.
Lickona, T. (1992). Educating for Character/ Mendidik untuk Membentuk Karakter. Penerjemah Jumu Abdu Wamaunguno. Ed. 1. Cet. 3. (2013). Jakarta: Bumi Aksara.
Lickona, Thomas. 2013. Character matters (persoalan karakter): bagaimana membantu anak mengembangkan penilaian yang baik, integritas, dan kebajikan penting lainnya. Terjemahan oleh Juma Abdu Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zein. Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2014). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhardi, Didik. (2012). Peran SMP Berbasis Pesantren sebagai Upaya Penanaman Pendidikan Karakter Kepada Generasi Bangsa. Jurnal Pendidikan Karakter Vol.II, No.(3). Diperoleh pada 25 Februari 2016. Dari http://journal.uny.ac.id/ index.php/jpka/article/view/1248/10 49.
Undang-Undang. 2003. Undang-Undang No. 20 tentang sistem pendidikan karakter pasal 3.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Wibowo, Agus. 2016. Manajemen Pendidikan Karakter Disekolah: Konsep dan Praktik Implementasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Wikipedia.2009. (https://en.m.wikipedia.org/wiki/Horton-Hears-a-Who!¬-(Film)) Di akses pada 23 Maret 2019 pukul 21:10 WIB.
Yusuf, Muhammad. 2013. Membentuk Karakter Melalui Pendidikan Berbasis Nilai. Jurnal Al-Ulum Volume. 13 Nomor 1 Hal. 1-24. Diperoleh pada 25 Februari 2016. http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/178