The Characterization of Elizabeth Bennet as a Post-feminist in Jane Austen's Pride and Prejudice

Authors

  • Wahyu Dwi Cahya .
  • Dr. Ni Komang Arie Suwastini, S.Pd, M.Hu .
  • Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd.,M.Pd. .

DOI:

https://doi.org/10.23887/jpbi.v5i2.12224

Abstract

Dalam novel Pride and Prejudice karya Jane Austen, Elizabeth Bennet sering dikaitkan dengan feminisme karena konteks masa sang penulis ketika dia menulisnya adalah pada awal feminisme. Namun, masih dipertanyakan apakah hal itu masih relevan dengan konteks sekarang atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakterisasi Elizabeth Bennet dalam novel Pride and Prejudice karya Jane Austen dengan menggunakan post-feminisme yang mana merupakan konteks dari pembacaannya saat ini. Secara umum, karakterisasi Elizabeth Bennet adalah sebagai seorang wanita kelas menengah, berpikiran cepat, jeli, rasional, berwawasan, ceria, penuh kepedulian, bijaksana, pemberani, ambisius, keras kepala, egois, suka menghakimi, vocal, mandiri, cantik, ketinggalan zaman, dan bugar. Lebih khusus lagi, penelitian ini mengungkapkan bahwa sifat-sifat seperti rasional, berwawasan, pemberani, ambisius, vocal, dan mandiri sesuai dengan karakteristik seorang post-feminis. Yang mana mendukung kemampuan Elizabeth Bennet dalam mengambil keputusan, mengambil tanggung jawab pribadi, memusatkan perhatian pada individu dan mengekspresikan dirinya. Dengan ciri-ciri ini, Elizabeth Bennet menantang nilai-nilai tradisional di masyarakatnya dan menjadi sebuah anomali pada masanya, karena sifatnya tidak sesuai dengan konsep wanita berprestasi di akhir abad ke-18. Karakterisasi Elizabeth Bennet ini menunjukkan bahwa dia dapat dikategorikan sebagai post-feminis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karakterisasi Elizabeth Bennet sebagai feminis relevan dengan konteks post-feminis abad ke-21.
Kata Kunci : Karakterisasi, feminisme, post-feminisme

In Austen’s Pride and Prejudice, Elizabeth Bennet is often connected with feminism because the context of Jane Austen’s time when she wrote it was in early feminism. However, it is still questioned whether it is still relevant to the present context or not. This study aimed at analyzing the characterization of Elizabeth Bennet in Austen’s Pride and Prejudice using post-feminism which is the context of its present reading. In general, Elizabeth Bennet’s characterization as a woman are middle-class, quick-minded, observant, rational, insightful, cheerful, caring, wise, brave, ambitious, stubborn, selfish, judgmental, outspoken, independent, pretty, unfashionable, and fit. More specifically, the study revealed that the traits like rational, insightful, brave, ambitious, outspoken, and independent were appropriate with the characteristics of a post-feminist. Which empowered Elizabeth Bennet in making decision, taking personal responsibility, focusing on the individual and expressing herself. With these traits, Elizabeth Bennet challenged traditional values in her society and became an anomaly of her time, because her traits were not in line with the concept of accomplished women in the late 18th century. These characterizations of Elizabeth Bennet show that she can be categorized as a post-feminist. Thus, it can be concluded that Elizabeth Bennet’s characterization as a feminist is relevant with the post-feminist context of the 21st century.
keyword : characterization, feminism, post-feminism.

Published

2017-10-26

Issue

Section

Articles