Sertifikasi Guru : Memperkaya atau Menyejahterakan? (Perspektif Semiotika Komunikasi)

Penulis

  • Anantawikrama Tungga A Atmadja
  • Nengah Bawa Atmadja

DOI:

https://doi.org/10.23887/jppundiksha.v41i1.1974

Abstrak

Guru berperan amat penting dalam sistem pendidikan. Karena itu, pemerintah menerapkan kebijakan sertifikasi yang bertujuan melahirkan guru profesional yang berlanjut pada perbaikan nasib guru. Masalahnya, apakah perbaikan nasib tersebut mengarah kepada memperkaya atau menyejahterakan guru? Berdasarkan perspektif ideologi dominan yang berlaku dalam masyarakat, yakni ideologi pasar, dikaitkatkan dengan hakikat manusia sebagai homo symbolicum sebagai titik tolak dalam perspektif semiotika, maka dapat dikemukakan bahwa sertifikasi guru tampaknya lebih banyak memperkaya daripada menyejahterakan. Berapapun besar gaji yang mereka terima, akan tetap dirasakan kurang, sehingga cita-cita menciptakan guru profesional tetap merupakan impian. Gejala ini memerlukan pemecahan antara lain menggunakan agama Hindu sebagai resep bertindak dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Kata kunci : guru, budaya tontonan, konsumerisme, semiotika, agama Hindu

Diterbitkan

2008-04-01

Cara Mengutip

Atmadja, A. T. A., & Atmadja, N. B. (2008). Sertifikasi Guru : Memperkaya atau Menyejahterakan? (Perspektif Semiotika Komunikasi). Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 41(1). https://doi.org/10.23887/jppundiksha.v41i1.1974

Terbitan

Bagian

Articles